Bos LPS Bongkar Penyebab Ekonomi RI Sulit Tumbuh 6%

 Bos LPS Bongkar Penyebab Ekonomi RI Sulit Tumbuh 6%


Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudi Sadewa mengaku heran mengapa Indonesia sulit tumbuh di atas 5% saat ini. Padahal, pertumbuhan lebih cepat di masa lalu sangatlah mudah. Menurut Purbaya Yudi Sadewa, pada zaman Bapak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), ekonomi Indonesia bisa tumbuh mendekati 6%. Kemudian, pada zaman Bapak Joko Widodo, pertumbuhan ekonomi rata-rata 5% dan tidak turun. Presiden Jokowi pun banyak membangun infrastruktur di mana-mana.

Dalam pemerintahan Bapak Presiden Joko Widodo menngalami sulitnya Ekonomi RI tumbuh sebesar 6%, yang dikarenakan pemerintah saat ini membangun ekonomi sendirian, karena sektor syariah, perbankan, swasta, dan lainnya tidak membantu. Maka dari itu seharusnya sektor finansial dan swasta perlu terlibat dengan pertumbuhan ekonomi. Dengan keterlibatan swasta dan finansial, pertumbuhan konsumsi bisa kencang hingga 5%-6% dan mendorong perekonomian.

Selain itu, Purbaya selaku Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan, menilai ada keganjilan di belanja pemerintah yang besar-besaran. Menurutnya, belanja pemerintah besar tetapi sisanya di akhir tahun tetap besar, menurut Purbaya adanya anggaran yang tidak terpakai sebesar Rp 600 juta sampai Rp 700 juta dalam 5 tahun terakhir. Hal ini sulit karena hal birokrasi, dan harus adanya pembenahan SDM, jika semua diperbaiki, pertumbuhan ekonomi 6-7% dapat terjadi.

Dilihat dari strategi Bapak Jokowi memang tidak memberikan target 6%, karena dari analisis senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution, Ronny P Sasmita melihat, memang perekonomian Indonesia pada pemerintahan Jokowi bukan di desain untuk tumbuh di kisaran 6%, melainkan untuk menahan agar pertumbuhan tidak turun lebih lanjut, sebagaimana tren penurunan pertumbuhan di pengujung pemerintahan Bapak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Ronny mengatakan, belanja infrastruktur yang besar merupakan bentuk reaksi pemerintah atas ancaman penurunan lebih lanjut pada pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, logika tersebut bisa diterima lantaran bentuk intervensi kasat mata pemerintah ke dalam ekonomi. Logika intervensi itu sebenarnya adalah logika penyelamatan, baik di saat krisis maupun mencegah penurunan ekonomi lebih lanjut.

Misalnya saja program New Deal di Era Franklin D. Roosevart (FDR) pada tahun 1993 di Amerika. Ia bilang, program tersebut dilakukan untuk mencegah kehancuran ekonomi lebih lanjut pasca Great Depression 1929. Hal yang sama juga melalui program Great Society di Era Lyndon Johnson pada tahun 1960-an yang bertujuan untuk mencegah krisis ekonomi akibat beban biaya perang Vietnam. Logika dasar pembangunan ekonomi dengan mazhab infrastrukturnya memang bukan untuk mencapai 7%. Tapi untuk tidak jatuh di bawah 5%.

Namun, melalui perekonomian yang bertumpu pada infrastruktur tidak akan membuat perekonomian Indonesia menyentuh angka 6% hingga 7%. Di sisi lain, indeks manufaktur justru loyo, SDA hilirisasi tak terlalu dinikmati, hingga tax ratio yang belum terungkit. Janji beliau (Jokowi) ingin mencapai target hingga 7% tetapi target tersebut tak pernah tercapai, karena infrastruktur hanya menjawab satu hal, yakni konektifitas dan distribusi.

Kebijakan moneter merupakan salah satu instrumen dalam ekonomi makro yang bertujuan untuk mencapai beberapa hal, termasuk pertumbuhan ekonomi. Beberapa poin terkait kebijakan moneter mengenai pertumbuhan ekonomi antara lain;

Kebijakan Uang Longgar (Easy Money Policy), Kebijakan ini melibatkan penambahan jumlah uang beredar (JUB) oleh bank sentral. Tujuannya adalah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan memperbanyak uang beredar, konsumsi dan investasi dapat meningkat, yang pada gilirannya berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi.

Kebijakan Uang Ketat (Tight Money Policy), Kebijakan ini bertujuan untuk mengendalikan inflasi dan mengurangi pertumbuhan ekonomi. Bank sentral mengurangi jumlah uang beredar dengan menaikkan suku bunga. Dengan suku bunga yang lebih tinggi, pinjaman menjadi lebih mahal, mengurangi konsumsi dan investasi, dan akhirnya memperlambat pertumbuhan ekonomi.

Stabilitas Harga, Kebijakan moneter juga berperan dalam menjaga stabilitas harga. Inflasi yang terkendali memungkinkan pertumbuhan ekonomi berlangsung secara berkelanjutan.

Keseimbangan Internal, Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabilitas harga adalah bagian dari keseimbangan internal yang diupayakan melalui kebijakan moneter.

Ingatlah bahwa kebijakan moneter adalah instrumen yang diambil oleh bank sentral untuk memelihara stabilitas ekonomi negara. Keputusan mengenai kebijakan moneter mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk kondisi ekonomi global dan domestik. Semua ini dilakukan dengan tujuan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat.

 

 

 

Berikut link referensi yang saya pakai:

1.      https://www.cnbcindonesia.com/news/20240229132555-4-518593/bos-lps-bongkar-penyebab-ekonomi-ri-sulit-tumbuh-6.

       https://nasional.kontan.co.id/news/ini-penyebab-pertumbuhan-ekonomi-indonesia-di-era-jokowi-mentok-di-kisaran-5.

3.      https://www.ruangguru.com/blog/5-instrumen-kebijakan-moneter.

4.      https://tirto.id/kebijakan-moneter-dalam-ekonomi-makro-serta-tujuan-dan-pengaruhnya-gmtP.

5.      https://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan/Documents/Tinjauan-Kebijakan-Moneter-September-2021.pdf.

6.      https://money.kompas.com/read/2022/04/09/094811226/kebijakan-moneter-definisi-jenis-tujuan-dan-istrumennya




Komentar

  1. Saya ada sependapat dengan penulis, karena memang pertumbuhan ekonomi Indonesia sulit mencapai 6%. Selain karena pemerintah kerja sendirian, banyak faktor yang menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi Indonesia sulit mencapai 6%, seperti pertumbuhan kredit yang rendah, manajemen belanja yang belum optimal, infrastruktur yang belum sama antara di pulau Jawa dengan pulau-pulau luar Jawa, serta kelemahan di sektor manufaktur dan hilirisasi sumber daya alam yang belum optimal.
    Kebijakan moneter memang bisa digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, namun untuk mengatasi masalah ini sepertinya pemerintah harus benar-benar menentukan skala prioritas, karena ditakutkan akan banyak anggaran yang tidak terpakai, dalam lima tahun saja anggaran yang tidak terpakai setengah milyar lebih, bagaimana 5 tahun kedepan.

    BalasHapus
  2. Saya setuju dengan pernyataan bahwa kebijakan moneter merupakan salah satu instrumen dalam ekonomi makro yang bertujuan untuk mencapai beberapa hal, termasuk pertumbuhan ekonomi. Kebijakan moneter memiliki peran yang sangat penting dalam mengatur jumlah uang beredar dan suku bunga, yang pada gilirannya mempengaruhi konsumsi, investasi, dan inflasi. Kebijakan uang longgar atau easy money policy melibatkan penambahan jumlah uang beredar oleh bank sentral. Tujuannya adalah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan konsumsi dan investasi. Dengan lebih banyak uang beredar di masyarakat, orang cenderung lebih berbelanja dan berinvestasi, yang dapat menggerakkan roda ekonomi dan mendorong pertumbuhan. Di sisi lain, kebijakan uang ketat atau tight money policy bertujuan untuk mengendalikan inflasi dan mengurangi pertumbuhan ekonomi yang terlalu cepat. Bank sentral mengurangi jumlah uang beredar dengan menaikkan suku bunga. Hal ini membuat pinjaman menjadi lebih mahal, mengurangi konsumsi dan investasi, yang pada akhirnya dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi namun mencegah terjadinya inflasi yang tinggi. Stabilitas harga juga merupakan tujuan penting dari kebijakan moneter. Dengan menjaga inflasi pada tingkat yang terkendali, kebijakan moneter dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Selain itu, keseimbangan internal antara pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabilitas harga merupakan bagian penting dari tujuan kebijakan moneter.

    BalasHapus
  3. Saya setuju dengan pendapat anda bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia sulit untuk mencapai angka 6% dikarenakan kurangnya keterlibatan sektor swasta dan finansial. Beberapa faktor lain yang menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi Indonesia sulit mencapai angka 6% karena adanya ketergantungan ekspor, infrastruktur yang tidak memadai. Infrastruktur merupakan sarana yang sangat penting dalam perekonomian agar distribusi bisa merata di seluruh daerah yang artinya pertumbuhan ekonomi juga merata. kebijakan moneter yang dapat diterapkan dalam hal ini adalah kebijakan uang longgar (easy money policy) dengan penambahan jumlah uang beredar oleh Bank sentral untuk mendorong konsumsi, investasi yang pada gilirannya berdampingan positif pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.

    BalasHapus
  4. Tulisan tersebut memberikan pandangan yang menarik terkait sulitnya pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 5%. Saya Setuju bahwa keterlibatan sektor finansial dan swasta dapat menjadi kunci untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi. Kritik terhadap belanja pemerintah yang besar tetapi tidak selalu efektif memang patut dipertimbangkan, dan pembenahan di sektor birokrasi serta peningkatan SDM bisa menjadi solusi. Selain itu, penjelasan mengenai kebijakan moneter memberikan pemahaman yang baik tentang peran bank sentral dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang seimbang.

    BalasHapus
  5. Saya setuju dengan beberapa poin yang penulis sampaikan. Pertama, pentingnya keterlibatan sektor swasta dan finansial dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Kolaborasi antara sektor swasta, pemerintah, dan lembaga keuangan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dengan lebih cepat dan berkelanjutan. Kedua, pengelolaan belanja pemerintah yang efektif dan efisien merupakan hal yang krusial untuk memastikan anggaran yang besar dapat membantu memaksimalkan potensi pertumbuhan ekonomi. Namun, saya tidak sepenuhnya setuju dengan pandangan bahwa kebijakan infrastruktur yang ditekankan oleh pemerintahan saat ini tidak akan mampu membawa pertumbuhan ekonomi mencapai 6% hingga 7%. Infrastruktur yang baik merupakan fondasi yang penting bagi pertumbuhan ekonomi jangka panjang, meskipun dampaknya mungkin tidak langsung terlihat dalam pertumbuhan yang cepat dalam jangka pendek.

    BalasHapus
  6. Saya kurang setuju dengan pernyataan anda. Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan atau untuk mencapai 6% tidak hanya bergantung pada sektor finansial dan swasta atau kebijakan moneter saja. Faktor-faktor lain seperti kebijakan fiskal, stabilitas politik, regulasi yang mendukung, dan inovasi juga berperan penting. Kritik terhadap sektor swasta atau kebijakan moneter yang sempit pandangannya harus digantikan dengan pendekatan menyeluruh yang mempertimbangkan semua aspek yang mempengaruhi ekonomi. Belanja pemerintah, terutama dalam infrastruktur, seharusnya dilihat sebagai investasi jangka panjang yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, pemerintah harus mengadopsi strategi holistik dan berkelanjutan dalam kebijakan ekonominya untuk mencapai pertumbuhan yang stabil dan berkualitas, yang pada akhirnya akan meningkatkan ekonomi Indonesia secara signifikan dalam jangka panjang.

    BalasHapus
  7. Saya setuju bahwa saat ini Indonesia menghadapi tantangan dalam mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 5%. Salah satu alasan utamanya adalah minimnya dukungan sektor finansial dan swasta dalam pembangunan ekonomi. Masalah lainnya adalah penggunaan anggaran pemerintah yang tidak efisien, yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Penting untuk memperbaiki birokrasi dan meningkatkan kualitas SDM untuk mencapai pertumbuhan yang lebih tinggi. Meskipun demikian, pemerintah telah mengambil langkah-langkah seperti belanja infrastruktur yang besar untuk mencegah penurunan pertumbuhan ekonomi lebih lanjut. Kebijakan moneter juga penting dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang stabil dengan mengontrol jumlah uang beredar dan menjaga harga tetap stabil. Dengan memahami dan mengatasi tantangan ini, diharapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat meningkat di masa mendatang.

    BalasHapus
  8. Saya setuju terkait essay anda, bahwa kebijakan moneter memainkan peran penting dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Pendekatan yang fleksibel dalam kebijakan moneter, seperti kebijakan uang longgar untuk mendorong konsumsi dan investasi, serta kebijakan uang ketat untuk mengendalikan inflasi, penting untuk menjaga stabilitas ekonomi dan meningkatkan pertumbuhan.
    Selain itu, stabilitas harga yang dijaga melalui kebijakan moneter juga merupakan faktor kunci dalam menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan ekonomi. Dengan inflasi yang terkendali, konsumen dan investor memiliki kepastian yang lebih besar dalam melakukan transaksi, yang pada akhirnya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang sehat.
    Keseimbangan internal antara pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabilitas harga adalah tujuan utama dari kebijakan moneter. Melalui pendekatan yang hati-hati dan responsif terhadap kondisi ekonomi, bank sentral dapat memainkan peran yang efektif dalam mencapai tujuan tersebut.
    Selain kebijakan moneter, kerjasama antara sektor swasta, sektor finansial, dan pemerintah juga penting dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi. Dengan melibatkan semua pihak terkait, termasuk dalam pembangunan infrastruktur, pemerintah dapat menciptakan lingkungan yang mendukung bagi pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

    BalasHapus
  9. Pada narasi tersebut, di uraikan mengenai pandangan terkait dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Purbaya Yudi Sadewa, menyebutkan keheranannya mengenai alasan mengapa pertumbuhan ekonomi silit melebihi 5%, padahal pada masa lalu pertumbuhan yang lebih cepat mudah untuk tercapai. Ia menyoroti kurangnya keterlibatan sektor swasta serta finansial dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Selain itu, pandangan Ronny Sasmita menyatakan bahwa infrastruktur yang besar merupakan respons dari pemerintah terhadap ancaman penurunan pertumbuhan ekonomi lebih lanjut. Oleh karena itu saya kurang setuju, karena jika hanya berfokus pada infrastruktur saja, maka tidak akan mencapai target pertumbuhan yang lebih tinggi. Pembahasan mengenai kebijakan moneter tidak hanya melibatkan pertimbangan mengenai uang longgar dan uang ketat saja sebagai instrumen kebijakan, tetapi juga melibatkan aspek penting lainnya seperti peranan kebijakan moneter dalam menjaga stabilitas harga.

    BalasHapus
  10. Saya setuju, dengan penulis karena kabar berita tersebut menunjukkan bahwa Biro Penelitian LPS sedang menyelidiki mengapa tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia sulit mencapai target 6%. Hal ini mungkin disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk pertumbuhan global yang lebih lambat, ketidakpastian politik dan ekonomi dalam negeri, dan permasalahan struktural dalam perekonomian Indonesia. LPS kemungkinan akan melakukan analisis terperinci untuk mengidentifikasi akar permasalahan dan merekomendasikan langkah-langkah kebijakan yang tepat untuk mengatasi tantangan-tantangan ini. Dilihat dari strategi Pak Jokowi, Pak Jokowi memasang target sebesar 6%, karena analisa Ronny P. Sasmita, Ketua Indonesia Institute for Strategic Economic Action, menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia berada di bawah kekuasaan Bapak Jokowi memberitahukan bahwa tidak ada. Tingkat pertumbuhan tidak boleh berada pada kisaran 6%, namun harus dicegah agar tidak menurun. Penurunan terus berlanjut, serupa dengan tren penurunan laju pertumbuhan di akhir masa jabatan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

    BalasHapus
  11. Saya setuju dengan pandangan yang disampaikan dalam essay tersebut. Memang benar bahwa keterlibatan berbagai sektor, termasuk swasta dan finansial, sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Kebijakan moneter yang tepat, seperti yang dijelaskan, dapat membantu mengatur jumlah uang beredar dan mempengaruhi tingkat inflasi serta pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Intervensi pemerintah dalam pembangunan infrastruktur juga merupakan langkah penting untuk menjaga stabilitas dan mencegah penurunan ekonomi.

    BalasHapus
  12. saya setuju dengan essay anda dimana perekonomian Indonesia saat ini sangat sulit menyentu angka 6%, karena pemerintahan saat ini kerja sendiria, tidak hanya itu masih banyak faktor-faktor yang menjadi penyebah sulitnya ekonomi mencapai angka 6%. saya setuju bahwa dalam essay anda menyatakan sektor finansial dan swasta perlu terlibat dengan pertumbuhan ekonomi. Dengan keterlibatan swasta dan finansial, pertumbuhan konsumsi bisa kencang hingga 5%-6% dan mendorong perekonomian. dalam hal ini perlu menggunakan kebijakan moneter yang dapat membantu perekonomian mencapai pertumbuhan ekonomi.

    BalasHapus
  13. Saya sependapat dengan klaim bahwa kebijakan moneter merupakan salah satu alat dalam ekonomi makro yang bertujuan untuk mencapai beberapa hal, termasuk pertumbuhan ekonomi. Kebijakan moneter berperan penting dalam mengatur jumlah uang beredar dan suku bunga, yang memengaruhi konsumsi, investasi, dan inflasi. Kebijakan uang longgar, atau easy money policy, bertujuan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan konsumsi dan investasi melalui peningkatan jumlah uang beredar. Sebaliknya, kebijakan uang ketat, atau tight money policy, bertujuan untuk mengendalikan inflasi dan mengurangi pertumbuhan ekonomi yang berlebihan dengan mengurangi jumlah uang beredar melalui kenaikan suku bunga. Stabilitas harga juga merupakan tujuan utama kebijakan moneter, menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan menjaga inflasi pada tingkat yang terkendali serta mencapai keseimbangan internal antara pertumbuhan ekonomi dan stabilitas harga.

    BalasHapus
  14. Saya sangat setuju dengan pernyataan bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia sulit untuk mencapai angka 6% dikarenakan kurangnya keterlibatan sektor swasta dan finansial. Pemerintah perlu melakukan pembenahan administrasi dan pengelolaan keuangan untuk memanfaatkan anggaran besar secara maksimal demi mendukung pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Reformasi birokrasi dan peningkatan efisiensi penggunaan anggaran penting agar setiap rupiah yang dihabiskan memberikan dampak signifikan bagi kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, kebijakan moneter juga memiliki peran penting dalam menciptakan kondisi yang mendukung pertumbuhan ekonomi. Bank sentral harus menjaga stabilitas harga dan merancang kebijakan uang yang sesuai dengan kondisi ekonomi. Dengan menjaga inflasi terkendali dan memberikan sinyal yang jelas kepada pasar, bank sentral dapat menciptakan kepercayaan dan stabilitas yang diperlukan untuk mendukung investasi dan konsumsi, yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

    BalasHapus

Posting Komentar