Resume Buku 3

 “Quantity Theory of Money”

Milton Friedman

 

Latar Belakang:

Peningkatan harga barang dagangan yang disebabkan oleh kenaikan emas dan perak adalah hal yang penting, tapi proses ini tidak langsung terjadi. Dibutuhkan waktu agar uang yang baru diproduksi dapat beredar di seluruh negara. Saya berpendapat bahwa peningkatan jumlah emas dan perak dapat memberikan manfaat bagi industri, meskipun hal ini tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap kebahagiaan di suatu negara, baik jumlah uang yang beredar lebih banyak atau lebih sedikit. Salah satu tindakan yang baik dari pemerintah adalah menjaga stabilitas keuangan, jika memungkinkan, agar terus meningkat.

1.      Teori Formal:

Teori formal mengenai uang membahas perbedaan antara jumlah uang yang dinyatakan dalam bentuk uang tunai dan jumlah uang yang dapat dibelanjakan dalam bentuk barang dan jasa. Para ekonom telah mengembangkan cara baru untuk memahami uang dengan melihatnya sebagai jumlah klaim yang memiliki bobot tertentu dalam ekonomi suatu negara. Konsep ini membantu kita memahami bagaimana jumlah uang yang nyata tergantung pada cara kita mengukur jumlah uang nominal, yang bisa diukur dengan berbagai cara. Selain itu, kecepatan perputaran uang juga penting untuk dipahami, karena hal ini mengindikasikan seberapa cepat uang harus bergerak di antara orang-orang untuk menyelesaikan transaksi.

JUMLAH UANG NOMINAL VS NYATA

David Hume dan teori kuantitas uang yang mengikutinya menekankan perbedaan antara jumlah uang nominal dan jumlah uang riil. Jumlah uang nominal mengacu pada jumlah uang yang dinyatakan dalam satuan mata uang, sedangkan jumlah uang riil mengacu pada jumlah uang yang dapat digunakan untuk membeli barang dan jasa. Para ekonom terbaru telah mengembangkan pendekatan baru dalam memahami uang dengan melihatnya sebagai jumlah klaim yang memiliki bobot tertentu, yang bobotnya ditentukan oleh konsep uang suatu negara.

Jumlah uang riil sangat tergantung pada cara kita mendefinisikan jumlah uang nominal. Definisi ini bisa diukur dengan menggunakan keranjang barang dan jasa standar atau melalui durasi aliran barang dan jasa. Selain itu, penting juga untuk memperhatikan kecepatan sirkulasi uang, yang mengukur seberapa cepat uang harus berputar agar transaksi dapat diselesaikan.

Teori kuantitas uang mengakui pentingnya jumlah uang riil bagi individu yang memegang uang. Teori ini berasumsi bahwa dalam situasi tertentu, orang cenderung menginginkan jumlah uang riil yang cukup pasti. Jika individu berusaha untuk menghabiskan lebih banyak uang dalam situasi di mana harga dan pendapatan fleksibel, hal ini dapat meningkatkan total pengeluaran dan penerimaan, yang kemungkinan akan mengakibatkan peningkatan harga dan output. Namun, dalam situasi di mana harga ditetapkan, hal ini dapat menyebabkan kekurangan barang atau adanya antrian dalam transaksi.

PERSAMAAN KUANTITAS:

Persamaan kuantitas merupakan alat analisis yang membantu kita menghubungkan antara transfer uang dan transfer barang atau jasa. Dengan memahami persamaan ini, kita dapat melihat bagaimana uang bergerak di antara orang-orang dan bagaimana hal ini mempengaruhi perekonomian secara keseluruhan. Persamaan ini bisa diadaptasi untuk menggambarkan situasi pada titik waktu tertentu, yang memungkinkan kita melihat lebih jelas bagaimana uang digunakan dalam transaksi sehari-hari.

Penyediaan Uang:

Teori tentang penyediaan uang membahas faktor-faktor yang memengaruhi jumlah uang yang tersedia di masyarakat. Faktor-faktor ini termasuk jenis uang yang beredar, seperti uang kertas dan uang logam, serta bagaimana uang tersebut disimpan di bank atau di tangan masyarakat. Selain itu, kebijakan moneter juga memainkan peran penting dalam menentukan jumlah uang yang beredar. Perubahan dalam sistem moneter dapat mempengaruhi bagaimana uang diproduksi dan digunakan dalam ekonomi.

Permintaan Uang:

Teori permintaan uang membahas mengapa orang membutuhkan uang dan bagaimana hal ini memengaruhi perekonomian. Permintaan uang bisa berasal dari berbagai faktor, seperti kebutuhan akan likuiditas atau kemampuan untuk melakukan transaksi. Faktor-faktor ini memengaruhi bagaimana uang dipergunakan oleh masyarakat dan perusahaan, serta bagaimana hal ini memengaruhi harga barang dan jasa.

Rekonsiliasi Permintaan dengan Penawaran:

Salah satu tantangan dalam ekonomi adalah mencocokkan antara jumlah uang yang diminta oleh masyarakat dan jumlah uang yang tersedia. Proses ini melibatkan berbagai faktor, seperti tingkat suku bunga, kebijakan moneter, dan preferensi masyarakat terhadap uang tunai atau deposito. Dengan memahami bagaimana permintaan dan penawaran uang berinteraksi, kita dapat lebih baik mengelola perekonomian secara keseluruhan.

Efek Putaran Pertama:

Teori ini membahas bagaimana uang baru yang masuk ke dalam ekonomi dapat mempengaruhi aktivitas ekonomi. Misalnya, jika uang baru digunakan untuk membeli barang dan jasa, hal ini dapat meningkatkan permintaan dan memicu pertumbuhan ekonomi. Namun, jika uang baru tersebut disimpan atau digunakan untuk membeli aset lain, efeknya mungkin tidak segera terasa. Pemahaman tentang bagaimana uang baru berinteraksi dengan aktivitas ekonomi yang ada membantu kita merencanakan kebijakan yang lebih efektif.

Mekanisme Transmisi Internasional:

Ketika kita membicarakan ekonomi global, penting untuk memahami bagaimana uang bergerak di antara negara-negara. Mekanisme transmisi internasional menjelaskan bagaimana nilai tukar dan harga barang dapat berubah sebagai respons terhadap perubahan dalam ekonomi global. Hal ini penting dalam konteks perdagangan internasional dan kebijakan moneter yang diterapkan oleh negara-negara di seluruh dunia.

2.      Tantangan Keynesian terhadap Teori Kuantitas

Pada era Depresi tahun 1930an, keberaguan mulai muncul terhadap keberlakuan teori kuantitas uang, terutama karena bank sentral seperti Federal Reserve menyatakan bahwa strategi "uang mudah" tidak berhasil dalam mengatasi krisis ekonomi yang terjadi. Hal ini membuka jalan bagi pemikiran alternatif yang dibawa oleh John Maynard Keynes melalui karyanya yang terkenal, "The General Theory of Employment, Interest and Money." Keynes menawarkan pandangan yang berbeda terhadap fluktuasi ekonomi dengan mengedepankan pentingnya pengeluaran untuk investasi serta stabilitas fungsi konsumsi. Dalam pandangan Keynes, teori kuantitas uang menjadi kurang berpengaruh dibandingkan sebelumnya, dengan fokus yang lebih besar diberikan pada kebijakan fiskal daripada kebijakan moneter.

 

Salah satu pokok pemikiran utama yang diusung oleh Keynes adalah bahwa ekuilibrium jangka panjang tidak selalu ditandai oleh pemanfaatan maksimal dari sumber daya yang ada, yang menyoroti adanya potensi pengangguran struktural yang melekat dalam perekonomian. Namun, salah satu kritik terhadap pandangan Keynes adalah bahwa ia terlalu mengesampingkan peran kekayaan dalam pengambilan keputusan konsumsi. Selain itu, Keynes juga membuat perbedaan antara dua jenis persediaan uang, yaitu M1 yang digunakan untuk transaksi sehari-hari dan kehati-hatian, serta M2 yang lebih berorientasi pada motif spekulatif yang terkait dengan tingkat suku bunga saat ini dan proyeksi masa depan.

Meskipun Keynes tidak secara langsung menolak validitas teori kuantitas uang, pendekatannya lebih menekankan pada pentingnya kebijakan fiskal serta menyoroti kekakuan harga dan upah sebagai faktor utama dalam mengatasi fluktuasi ekonomi. Sebagai tambahan, teori Keynes juga menyinggung tentang preferensi likuiditas pada tingkat suku bunga rendah, di mana Keynes percaya bahwa uang dan obligasi dapat saling menggantikan satu sama lain secara sempurna. Namun, pandangan ini telah dipertanyakan oleh banyak penerus Keynes yang lebih memilih untuk melihat preferensi likuiditas absolut sebagai sesuatu yang nyata.

Perdebatan antara penganut teori kuantitas uang dan Keynesian sebagian besar berkisar pada jenis aset yang menjadi fokus analisis, dengan Keynesian cenderung lebih memperhatikan aset yang lebih likuid dan tingkat suku bunga yang lebih spesifik, sementara penganut teori kuantitas uang melihat relevansi harga pasar secara keseluruhan. Perbedaan dalam asumsi ini berdampak pada cara interpretasi mekanisme transmisi dalam perekonomian, dengan Keynesian cenderung membatasi transmisi melalui jalur yang lebih sempit, sementara teori kuantitas uang lebih mempertimbangkan penyesuaian harga secara umum dalam skala yang lebih luas.

3.      KURVA PHILIPS DAN HIPOTESIS LAJU ALAMI

Perkembangan yang penting dalam teori kuantitas uang setelah Perang Dunia II muncul dari kritik terhadap kurva Phillips, yang menggambarkan hubungan terbalik antara tingkat pengangguran dan tingkat perubahan upah nominal. Meskipun kurva Phillips awalnya diterima dengan baik oleh para pengikut Keynesian karena mengisi kekosongan dalam pemahaman tentang ekonomi yang didasarkan pada asumsi upah yang kaku, teori kuantitas uang menolaknya karena memisahkan antara perubahan yang nyata dan nominal. Mereka berpendapat bahwa dalam jangka panjang, tidak ada korelasi antara tingkat perubahan upah nominal dan tingkat perubahan upah riil, atau antara tingkat perubahan upah nominal dan tingkat pengangguran, yang menguatkan gagasan tentang Hipotesis Tingkat Alamiah.

Kurva Phillips yang menunjukkan tren negatif dianggap sebagai fenomena yang bersifat sementara dan tidak stabil seiring waktu, terutama karena ketidakcocokan antara data aktual dan perkiraan tingkat perubahan. Munculnya stagflasi pada tahun 1970an mengonfirmasi analisis ini, yang mendorong pergeseran dari kurva Phillips yang awal ke kurva Phillips yang disesuaikan dengan ekspektasi. Penerimaan terhadap hipotesis tingkat alamiah ini berdampak luas pada kebijakan ekonomi, menunjukkan bahwa kebijakan moneter dan fiskal yang cenderung ekspansif hanya memberikan stimulus yang bersifat sementara terhadap output dan lapangan kerja, dan dapat menghasilkan inflasi dalam jangka panjang.

4.      Teori Harapan Rasional

John F. Muth memperkenalkan teori ekspektasi rasional pada tahun 1961, yang menyoroti kontribusinya terhadap analisis dinamika ekonomi jangka pendek serta implikasi potensialnya terhadap kebijakan stabilisasi. Teori ini menekankan bahwa para pelaku ekonomi harus dianggap memiliki ekspektasi rasional yang mencakup informasi saat ini dan teori yang benar tentang hubungan antar variabel. Implikasi dari teori ini merambah ke dalam model ekonometrik, di mana model yang digunakan sebelumnya mungkin tidak berlaku jika ekspektasi rasional diterapkan. Hal ini juga mengarah pada hipotesis netralitas terhadap kebijakan stabilisasi, yang menyatakan bahwa kebijakan moneter sistematis hanya akan mempengaruhi variabel-variabel nominal dan tidak variabel-variabel riil seperti output dan lapangan kerja. Dengan demikian, intervensi kebijakan yang bersifat ad hoc hanya akan mengganggu stabilitas ekonomi tanpa memberikan hasil yang diharapkan, karena para pelaku ekonomi tidak dapat membentuk ekspektasi yang akurat. Namun, tantangan serius muncul dalam merumuskan hipotesis ini secara logis dan memberikan bukti empiris yang sesuai, terutama dalam menghadapi variasi nilai ekspektasi dan perubahan peristiwa dari waktu ke waktu. Meskipun demikian, penelitian di bidang ini terus berkembang dengan cepat, menunjukkan perubahan pandangan yang dapat diantisipasi sebelum penerapan penuh revolusi ekspektasi rasional.

5.      BUKTI EMPIRIS

Penelitian dalam bidang ekonomi telah menemukan pola yang konsisten antara fenomena ekonomi yang berkaitan dengan perubahan dalam jumlah uang dan tingkat harga. Saat jumlah uang per unit output mengalami perubahan signifikan, hal ini cenderung diikuti oleh perubahan yang serupa dalam tingkat harga, dan sebaliknya, jarang terjadi perubahan besar dalam tingkat harga tanpa adanya perubahan yang nyata dalam jumlah uang per unit output. Meskipun hubungan statistik ini tidak menjelaskan arah kausalitasnya secara langsung, terdapat perdebatan mengenai apakah peningkatan jumlah uang memicu kenaikan harga atau sebaliknya.

Bukti sejarah juga menguatkan hubungan ini, misalnya penggunaan logam berharga dan penemuan sumber daya baru yang telah terkait dengan perubahan harga yang signifikan. Episodik inflasi setelah perang dan penurunan harga yang cepat juga menunjukkan dampak pentingnya perubahan dalam jumlah uang terhadap tingkat harga. Ketika jumlah uang mengalami perubahan besar, seringkali ini diikuti oleh perubahan harga, sementara respons cepat dari masyarakat dalam menyesuaikan saldo uang mereka memainkan peran krusial dalam dinamika inflasi. Keterlambatan dalam penyesuaian saldo uang riil juga mencerminkan adaptasi ekspektasi masyarakat terhadap perubahan harga di masa depan, yang dapat menjadi penting dalam situasi ekstrim seperti hiperinflasi atau pengendalian harga yang ketat.

Studi terkini tentang fenomena moneter cenderung mempertimbangkan dampak langsung maupun dinamis dari perubahan moneter terhadap perekonomian, menyoroti pentingnya pemahaman yang mendalam terhadap bagaimana perubahan dalam jumlah uang dapat mempengaruhi kondisi ekonomi secara keseluruhan.

6.      IMPLIKASI KEBIJAKAN

Implikasi dari teori kuantitas uang terhadap kebijakan ekonomi meliputi upaya untuk mengendalikan inflasi dengan menjaga agar jumlah uang per unit output tidak mengalami peningkatan yang signifikan untuk mencegah terjadinya inflasi, dan menjaga agar tidak mengalami penurunan yang signifikan untuk mencegah terjadinya deflasi. Meskipun ada berbagai diskusi mengenai alternatif pengganti emas sebagai pegangan jangka panjang untuk stabilitas harga, seperti usulan untuk memberlakukan kewajiban pada otoritas moneter untuk mencapai pertumbuhan yang konsisten dalam agregat moneter tertentu, membekukan persediaan uang primer, atau bahkan melakukan denasionalisasi uang secara keseluruhan, ide-ide ini sering kali dipertanyakan dan masih menjadi subjek kajian lebih lanjut.

 

Terkait dengan hal ini, terdapat juga usulan yang lebih radikal yang mencakup pemisahan antara unit rekening dan fungsi alat tukar, dengan keyakinan bahwa perkembangan dalam bidang keuangan akan menciptakan sistem pembayaran yang lebih efisien. Namun, usulan-usulan ini juga mendapatkan kritik yang tajam dan nilai serta relevansinya terutama sebagai insentif untuk analisis lebih lanjut mengenai peran dan makna uang dalam konteks ekonomi yang lebih luas.

Tentu saja, teori kuantitas uang akan tetap menjadi fokus diskusi, kontroversi, serta analisis ilmiah di masa depan, dan akan terus memainkan peran yang signifikan dalam pembentukan kebijakan ekonomi pemerintah.

Komentar

  1. Tanggapan terhadap "Quantity Theory of Money" karya Milton Friedman menekankan pentingnya memahami hubungan antara jumlah uang dan nilai ekonomi. Friedman menyoroti bahwa peningkatan jumlah uang tidak langsung mempengaruhi kebahagiaan suatu negara tetapi dapat memberikan manfaat bagi industri. Teori formal yang dijelaskan Friedman membahas perbedaan antara jumlah uang nominal dan riil, serta pentingnya memahami kecepatan perputaran uang. Pandangan Keynesian menantang teori ini dengan menekankan pentingnya kebijakan fiskal daripada moneter, memicu debat tentang fokus analisis aset dan mekanisme transmisi ekonomi. Dalam menghadapi tantangan seperti kurva Phillips dan hipotesis laju alami, teori kuantitas uang menekankan peran jumlah uang dalam mempengaruhi harga dan aktivitas ekonomi, dengan implikasi kebijakan untuk menjaga stabilitas jumlah uang per unit output. Keseluruhan, karya Friedman memberikan kontribusi penting terhadap pemahaman tentang peran uang dalam ekonomi dan diskusi kebijakan moneter.

    BalasHapus
  2. Saya setuju dengan sebagian besar isi dari essay ini. Esssay membahas dengan rinci konsep dasar dalam TKU, termasuk perbedaan antara jumlah uang nominal dan riil, persamaan kuantitas, penyediaan uang, permintaan uang, dan rekonsiliasi antara permintaan dan penawaran uang. Ini memberikan pemahaman mendalam kepada saya tentang TKU. Selain itu, essay juga memperkenalkan tantangan yang diajukan oleh pandangan Keynesian terhadap TKU, terutama berkaitan dengan kurva Phillips dan hipotesis tingkat alamiah. Ini memberi saya sudut pandang alternatif yang memperkaya pemahaman tentang kompleksitas ekonomi.

    BalasHapus
  3. pertama di pemaparan materi tersebut membahas mengenai peningkatan harga barang dagangan yang disebabkan oleh kenaikan emas dan perak, peningkatan harga barang dagangan karena kenaikan nilai emas dan perak memang merupakan fenomena yang penting dalam ekonomi. Ini berkaitan dengan konsep inflasi, di mana nilai uang menurun karena peningkatan jumlah uang yang beredar. Pemerintah memang memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas keuangan dan mengendalikan inflasi melalui kebijakan moneter. Kemudian juga dijelaskan mengenai teori formal uang , yang membedakan antara jumlah uang nominal dan riil, adalah fundamental dalam ekonomi. Jumlah uang nominal adalah jumlah uang yang tercatat atau yang ada secara fisik, sedangkan jumlah uang riil adalah jumlah uang yang dapat digunakan untuk membeli barang dan jasa, yang nilainya dipengaruhi oleh tingkat harga. Selanjutnya juga dibahas mengenai permintaan uang, nah pada teori ini dijelaskan bahwa permintaan uang berasal dari berbagai faktor, yakni seperti kebutuhan akan likuiditas atau kemampuan untuk melakukan transaksi dan lain sebagainya. Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi bagaimana uang digunakan oleh masyarakat dan perusahaan dan juga bagaimana hal ini mempengaruhi harga barang dan jasa. Setelah saya memahami pemaparan materi tersebut saya mulai paham ternyata teori-teori dalam perekonomian sangat berkesinambungan dan saling berkaitan satu sama lain, dari sini saya mulai paham bagaimana pentingnya mengetahui dan memahami suatu teori.

    BalasHapus
  4. penjelasan yang disajikan menjelaskan mengenai teori kuantitas uang yang menghubungkan jumlah uang dengan tingkat harga dan bagaimana perubahan jumlah uang dapat mempengaruhi inflasi. Teori ini, yang berkembang dari ide Milton Friedman, juga menyoroti pentingnya kecepatan perputaran uang. Teori ini berhadapan dengan pandangan Keynesian yang fokus pada kebijakan fiskal dan debat tentang kurva Phillips serta hipotesis laju alamiah. Teori kuantitas uang menyarankan kontrol jumlah uang untuk mengelola inflasi dan tetap relevan meskipun ada pendekatan alternatif yang diusulkan untuk mengatasi kompleksitas sistem moneter.

    BalasHapus
  5. Tanggapan dari resume “Quantity Theory of Money” oleh Milton Friedman menjelaskan bahwa jumlah uang yang beredar memiliki hubungan langsung dengan tingkat harga barang dan jasa. Friedman menekankan pentingnya memahami perbedaan antara jumlah uang nominal dan riil, serta kecepatan perputaran uang. Dia juga mengkritik pandangan Keynesian dan kurva Phillips, mendukung hipotesis tingkat alamiah yang menyatakan bahwa kebijakan moneter ekspansif hanya memberikan stimulus sementara dan dapat menyebabkan inflasi jangka panjang. Teori ekspektasi rasional diperkenalkan sebagai cara baru dalam memahami dinamika ekonomi, dengan asumsi bahwa pelaku ekonomi memiliki ekspektasi rasional berdasarkan informasi saat ini. Friedman menggaris bawahi bahwa teori kuantitas uang tetap relevan dalam pembentukan kebijakan ekonomi, terutama dalam mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas harga.

    BalasHapus
  6. Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa teori kuantitas uang yang diperkenalkan oleh Milton Friedman menggambarkan adanya hubungan antara jumlah uang yang beredar dengan tingkat harga barang dan jasa. Friedman menekankan pentingnya stabilitas keuangan dalam menjaga pertumbuhan ekonomi yang sehat. Teori ini juga membahas perbedaan antara jumlah uang nominal (yang dinyatakan dalam satuan uang) dengan jumlah uang rill (yang dapat digunakan untuk membeli barang dan jasa). Selanjutnya, di era Depresi tahun 1930-an, Keynesianisme menyoroti pentingnya kestabilan fungsi konsumsi dan pengeluaran untuk investasi. Namun, tantangan terhadap teori kuantitas uang muncul, khususnya terkait dengan kurva Phillips yang menggambarkan hubungan antara tingkat pengangguran dan perubahan upah. Oleh karena itu, dalam hal kebijakan ekonomi, teori kuantitas uang memberikan wawasan penting untuk mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas ekonomi secara keseluruhan, meskipun masih terdapat kontrovensi yang terus berlanjut tentang implikasi dan relevansinya dalam ekonomi modern.

    BalasHapus
  7. Kesimpulan saya yaitu, Teori Kuantitas Uang yang dipelopori oleh Milton Friedman, merupakan konsep sentral dalam ekonomi moneter yang berfokus pada hubungan antara jumlah uang yang beredar dan tingkat harga barang dan jasa dalam suatu perekonomian. Friedman menegaskan bahwa peningkatan jumlah uang dalam suatu perekonomian cenderung memicu inflasi jika tidak diimbangi dengan pertumbuhan produksi barang dan jasa. Teori ini juga menggambarkan perbedaan antara jumlah uang nominal dan jumlah uang riil serta menyelidiki mekanisme transmisi kebijakan moneter dalam perekonomian. Meskipun teori ini memiliki implikasi yang penting dalam merumuskan kebijakan ekonomi, tantangan terhadapnya muncul dari pendekatan Keynesian yang menekankan pada kebijakan fiskal daripada kebijakan moneter dalam mengatasi fluktuasi ekonomi. Meskipun demikian, teori kuantitas uang tetap menjadi landasan bagi pemahaman kita tentang inflasi, stabilitas harga, dan peran uang dalam perekonomian modern.

    BalasHapus
  8. Kesimpulan dari pembahasan diatas adalah bahwa teori kuantitas uang yang dikenalkan Milton Friedman, tetap menjadi subjek yang relevan dalam analisis ekonomi. Menurut saya, toeri kuantitas uang memberikan penjelasan yang logis tentang hubungan antara jumlah uang dan harga, yang menunjukkan bahwa peningkatan jumlah uang yang beredar dapat menyebabkan inflasi atau sebaliknya. Kecepatan sirkulasi uang dan permintaan uang juga dapat mempengaruhi tingkat harga. Implikasi kebijakan dari teori ini berkisar pada upaya menjaga stabilitas harga dengan mengendalikan pertumbuhan jumlah uang, meskipun pendekatan ini juga dipertanyakan dan menjadi subjek perdebatan yang berkelanjutan. Meskipun demikian, penelitian dan pembahasan lanjutan tentang teori kuantitas uang akan terus menjadi bagian penting dari analisis ekonomi dan pembentukan kebijakan moneter di masa depan untuk menjaga stabilitas ekonomi.

    BalasHapus
  9. Dari resume buku "Quantity Theory of Money" menurut Milton Friedman membahas mengenai perbedaan jumlah uang dalam bentuk tunai dan jumlah yang dapat dibelanjakan dalam bentuk barang dan jasa, kecepatan perputaran uang serta menekankan interpretasi dari perbedaan antara jumlah uang nominal dan riil. Dalam bukunya ini flitman menekankan pentingnya stabilitas keuangan dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang sehat bahkan dia juga mengkritik pandangan keynesian dan kurva Philips yang menyatakan bahwa kebijakan moneter ekspansif hanya memberikan stimulus secara sementara sehingga dapat menyebabkan inflasi jangka panjang. Oleh karena itu, teori kuantitas uang sangat penting sebagai landasan pemahaman mengenai pengendalian inflasi, stabilitas harga serta relevansi peran uang dalam ekonomi modern.

    BalasHapus
  10. Teori Kuantitas Uang, dipopulerkan oleh Milton Friedman, adalah konsep inti dalam ekonomi moneter yang meneliti hubungan antara jumlah uang beredar dan tingkat harga barang dan jasa dalam suatu perekonomian. Friedman menegaskan bahwa peningkatan jumlah uang cenderung menyebabkan inflasi jika tidak diimbangi oleh pertumbuhan produksi barang dan jasa. Teori ini juga membedakan antara jumlah uang nominal dan riil serta menyelidiki cara kebijakan moneter mempengaruhi perekonomian. Meskipun teori ini berperan penting dalam pembuatan kebijakan ekonomi, pendekatan Keynesian yang lebih menekankan pada kebijakan fiskal menghadirkan tantangan. Namun, Teori Kuantitas Uang tetap menjadi landasan bagi pemahaman kita tentang inflasi, stabilitas harga, dan peran uang dalam ekonomi modern.

    BalasHapus
  11. "Quantity Theory of Money" oleh Milton Friedman adalah bahwa teori ini menyajikan kerangka kerja yang kuat untuk memahami hubungan antara jumlah uang yang beredar dan tingkat harga dalam suatu ekonomi. Teori ini menekankan pentingnya memahami perbedaan antara jumlah uang nominal dan jumlah uang riil, serta bagaimana kecepatan perputaran uang mempengaruhi aktivitas ekonomi. Friedman menyoroti bahwa peningkatan jumlah uang dapat berdampak signifikan pada ekonomi, terutama jika tidak diimbangi dengan pertumbuhan yang sebanding dalam output. Hal ini dapat menyebabkan inflasi yang berbahaya bagi stabilitas ekonomi. Dia juga menyoroti bahwa pentingnya menjaga stabilitas keuangan, baik melalui kebijakan moneter maupun fiskal, untuk mencegah gejolak yang merugikan.

    BalasHapus

Posting Komentar