RESUME BUKU 1
THE PURCHASING POWER OF MONEY
Its Determination and Relation to Credit, Interest and Crises
By
Irving Fisher
"The Purchasing Power of Money" oleh
Irving Fisher adalah buku yang menjelaskan prinsip-prinsip yang menentukan
kekuatan beli uang dan menerapkannya untuk mempelajari perubahan historis dalam
kekuatan beli uang, termasuk adanya perubahan dalam "biaya hidup," yang
telah menimbulkan diskusi dunia. Menurut Fisher, kekuatan beli uang atau
tingkat harga (yang merupakan reciprocal dari kekuatan beli uang) hanya
bergantung pada lima faktor tertentu,, yaitu, volume uang yang beredar,
kecepatan sirkulasi uang, volume deposit bank yang dapat diperiksa, kecepatan
deposit bank dan volume perdagangan. Setiap faktor ini sangat spesifik, dan adapun
hubungannya dengan kekuatan beli uang dijelaskan secara pasti oleh
"persamaan pertukaran." Fisher berpendapat bahwa cabang ekonomi yang
mempelajari lima regulator kekuatan beli uang ini harus diakui dan akhirnya
akan diakui sebagai ilmu yang tepat, yang mampu merumuskan, mendemonstrasikan,
dan memverifikasi statistik secara tepat.
Buku ini pada
dasarnya merupakan pengulangan dan pengembangan dari "teori kuantitas
uang" yang lama. Dengan beberapa koreksi dalam pernyataan teorinya, buku
ini masih dapat dianggap sebagai dasar yang kuat. Fisher menyoroti bahwa dalam
literatur yang melimpah tentang uang, terdapat sedikit yang mendekati formulasi
yang akurat dan demonstrasi yang ketat, baik teoritis maupun statistik. Fisher,
yang dikenal sebagai ekonom Amerika pertama, memulai awal ketenarannya dengan
memulihkan "teori kuantitas uang" dalam buku ini yang diterbitkan
pada tahun 1912.
1.
Definisi
Dalam buku ini,
Fisher mendifinisikan ilmu ekonomi sebagai ilmu tentang kekayaan, yang
merupakan benda-benda material yang dimiliki oleh manusia. Kekayaan memiliki
dua atribut penting, yaitu materialitas dan apropriasi. Materialitas merujuk
pada benda-benda yang bersifat materi, sedangkan apropriasi merujuk pada benda-benda
yang telah diambil alih. Namun, kekayaan tidak mencakup segala benda yang
bersifat materi, tetapi hanya bagian-bagian permukaan bumi dan benda-benda di
atasnya yang dimanfaatkan untuk kepentingan manusia.
Kekayaan dapat
diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu, real estate, komoditas, dan
manusia. Real estate mencakup permukaan bumi dan kekayaan lain yang melekat di
dalamnya seperti bangunan dan infrastruktur. Komoditas mencakup semua kekayaan
yang dapat dipertukarkan, termasuk uang, yang merupakan komoditas terpenting.
Manusia sendiri adalah bentuk kekayaan, tetapi kualitas manusia seperti
keterampilan dan kecerdasan bukanlah kekayaan.
Untuk lebih jelas
dalam mendefinisikan kekayaan, Fisher menggunakan konsep nilai. Menurutnya nilai
suatu barang kekayaan didefinisikan sebagai harganya dikalikan kuantitasnya.
Nilai ini dipandang sebagai fenomena fisik, sehingga satuan pengukurannya
berbeda satu sama lain. Konsep nilai diukur melalui transfer, penukaran, dan
harga membantu memahami bagaimana nilai diukur dan bagaimana perubahan
kepemilikan kekayaan mempengaruhi nilai tersebut.
Adapun beberapa
prasyarat kekayaan, prasyarat pertama yaitu kekayaan harus bersifat material,
kedua, kekayaan harus dimiliki. Dimiliki berarti mempunyai hak untuk mengambil
manfaat dari kekayaan tersebut, seperti menikmati, menjual, atau membuangnya.
Misalnya, pemilik sepotong roti berhak mengambil manfaat dari roti tersebut.
Hak atas manfaat kekayaan disebut "hak milik".
Kepemilikan
kekayaan sering kali terbagi, seperti saham dalam perusahaan atau rumah yang
dibagi menjadi unit yang dapat diperdagangkan. Sehingga dapat dikatakan, hak
milik mencakup hak atas bagian pecahan dari kekayaan tersebut. Hak milik dapat
diukur dalam satuan yang berbeda dari kekayaan itu sendiri, satuan ini tidak
bersifat fisik, melainkan terdiri dari hak-hak abstrak atas manfaat kekayaan seperti
unit saham atau unit rumah.
Adapun perbedaan
antara hak milik dan sertifikat hak. Hak milik adalah hak untuk menggunakan
kekayaan, sedangkan sertifikat hak adalah bukti tertulis dari hak tersebut.
Misalnya, saham adalah hak milik, sedangkan sertifikat saham adalah sertifikat
hak milik.
Uang juga memiliki
tiga arti, yaitu sebagai kekayaan, sebagai milik, dan sebagai bukti tertulis.
Uang sebagai kekayaan adalah barang yang dapat diterima sebagai pertukaran.
Uang sebagai milik adalah hak milik yang dapat diterima sebagai pertukaran.
Uang sebagai bukti tertulis adalah sertifikat hak milik.
Manfaat kekayaan
adalah peristiwa yang diinginkan yang terjadi melalui kekayaan. Manfaat dapat
diukur dalam satuan yang berbeda dari kekayaan itu sendiri, seperti manfaat
yang dihitung berdasarkan waktu ataupun berdasarkan bagian tertentu. Kegunaan
kekayaan berbeda dengan kegunaan manfaat. Kegunaan kekayaan berarti keinginan
akan peristiwa-peristiwa itu, sedangkan kegunaan manfaat berarti
peristiwa-peristiwa yang diinginkan.
Pemindahan,
pertukaran, harga, dan nilai barang memiliki bentuk yang tak terhitung banyaknya.
Pendapatan adalah aliran manfaat dari modal selama periode waktu tertentu. Arus
ekonomi terbagi menjadi tiga kelas utama yaitu, perubahan kondisi, perubahan
posisi, dan perubahan kepemilikan. Perdagangan adalah aliran transfer, yang
merupakan pertukaran aliran hak yang dialihkan atas barang dengan aliran uang
yang setara atau pengganti uang. Persamaan antara keduanya disebut persamaan
pertukaran, yang menjadi pokok bahasan buku ini.
2.
Daya beli uang
terkait dengan persamaan pertukaran
Uang didefinisikan
sebagai sesuatu yang secara umum dapat diterima dalam pertukaran barang.
Fasilitas yang dapat digunakan untuk menukarkan uang, atau penerimaan umumnya,
menjadi karakteristik yang membedakannya. Penerimaan umum dapat diperkuat oleh
hukum, sehingga uang tersebut menjadi "alat pembayaran yang sah".
Namun, penguatan seperti itu tidak penting. Yang diperlukan agar barang apa pun
bisa menjadi uang hanyalah penerimaan umumnya. Tanpa sanksi hukum, uang bisa
berupa berbagai komoditi, seperti debu emas, tembakau, wampum, gading babi hutan,
kepala burung merah, uang batu, uang cangkang, token Guttapercha, dan lainnya.
Mata uang
seringkali disebut dengan media beredar, dalam hal ini media beredar terbagi
dalam dua kelas utama yaitu, uang dan simpanan bank. Melalui cek, deposito bank
berfungsi sebagai alat pembayaran untuk ditukar dengan barang lain. Cek adalah
"sertifikat" atau bukti transfer simpanan bank. Disisi lain, adapun
uang riil yang terdiri dari dua macam yaitu, primer dan fidusia. Uang primer
merupakan uang yang memiliki nilai penuh, terlepas dari kekayaan lainnya,
sedangkan uang fidusia adalah uang yang nilainya sebagian atau seluruhnya
bergantung pada keyakinan bahwa pemiliknya dapat menukarkannya dengan barang
lain. Contoh utama uang primer adalah koin emas, sementara contoh utama uang
fidusia adalah uang kertas.
Daya beli uang
dinyatakan oleh seberapa banyak barang lain yang dapat dibeli dengan jumlah
uang tertentu. Ketika harga suatu barang rendah, jumlah barang yang dapat
dibeli dengan uang tersebut meningkat, sehingga daya beli uang tersebut
meningkat. Sebaliknya, ketika harga suatu barang tinggi, jumlah barang yang
dapat dibeli dengan uang tersebut berkurang, sehingga daya beli uang tersebut
menurun. Dengan kata lain, daya beli uang berbanding terbalik dengan harga
barang, oleh karena itu, studi tentang daya beli uang sama dengan studi tentang
tingkat harga.
Teori kuantitas
uang menyatakan bahwa tingkat harga dapat dikatakan hanya bergantung pada tiga
faktor yaitu, jumlah uang yang beredar, kecepatan peredarannya (efisiensi atau
jumlah rata-rata pertukaran uang dengan barang dalam setahun), dan volume
perdagangan (jumlah barang yang dibeli dengan uang). Teori ini menunjukkan
bahwa harga bervariasi secara proporsional dengan jumlah uang yang beredar,
namun kecepatan peredaran uang dan volume perdagangan tetap. Hal ini berarti
bahwa peningkatan jumlah uang yang beredar, baik dengan mengganti nama koin,
menurunkan nilai koin, atau dengan cara lain, akan menyebabkan peningkatan
harga dalam proporsi yang sama, asalkan kecepatan sirkulasi dan volume
perdagangan tidak berubah.
Teori kuantitas
uang telah menjadi salah satu teori yang paling banyak diperdebatkan dalam ilmu
ekonomi, terutama karena pengakuan atas benar atau salahnya mempengaruhi
kepentingan kuat dalam perdagangan dan politik. Kritik terhadap teori ini,
seperti yang diberikan oleh John Maynard Keynes, menyatakan bahwa perubahan
yang sama atas tingkat harga tidak selalu disebabkan oleh perubahan uang dalam
peredaran dan bahwa perubahan atas pendapatan nasional tidak dipengaruhi oleh
perubahan jumlah uang beredar. Keynes juga menambahkan faktor kenaikan biaya
produksi agar harga dapat dipengaruhi oleh jumlah uang beredar.
Teori kuantitas
uang menurut Irving Fisher didasarkan pada falsafah hukum say, yang menyatakan
bahwa perekonomian selalu dalam keadaan full employment. Menurut Fisher,
transaksi antara penjual dan pembeli akan menimbulkan pertukaran uang dengan
barang atau jasa, sehingga nilai dari uang yang ditukarkan pasti sesuai dengan
barang atau jasa yang diperoleh. Secara matematis, pernyataan tersebut
dituliskan sebagai M = jumlah uang yang beredar (penawaran uang), V = tingkat
kecepatan perputaran (velocity), P = harga barang atau jasa yang ditukarkan,
dan T = jumlah (volume) barang atau jasa yang menjadi obyek transaksi.
Teori kuantitas
uang menegaskan bahwa kuantitas uang hanyalah salah satu dari tiga faktor, yang
semuanya sama pentingnya dalam menentukan tingkat harga. Hal ini adalah fakta
yang membedakan uang dari semua barang lainnya dan menjelaskan cara khusus di
mana daya belinya berhubungan dengan barang lain.
3.
Pengaruh “Deposit Currency” terhadap persamaan dan
daya beli
Dalam bab ini
Fisher menjelaskan sifat mata uang simpanan bank, atau kredit yang beredar. Simpanan
bank adalah tagihan yang dibuat oleh bank terhadap kreditur, yang berdasarkan
permintaan kreditur, mereka dapat menarik sejumlah uang dari bank menggunakan
cek. Simpanan bank juga dikenal sebagai "kredit yang beredar". Cek
bank adalah sertifikat hak penarikan, yang mewakili simpanan bank yang mereka
wakili. Cek itu sendiri bukan mata uang, tetapi simpanan bank yang mereka
wakili adalah mata uangnya. Dalam proses peralihan simpanan bank, cek bank
beredar sebagai pengganti uang tunai di antara berbagai penabung di bank.
Namun, cek itu hanyalah bukti hak untuk menarik uang, dan peralihan hak dari
satu orang ke orang lain.
Sehubungan dengan
pengalihan simpanan bank, ada perbedaan pandangan tentang kredit, beberapa
ekonom beranggapan bahwa kredit adalah bentuk kekayaan khusus yang dapat
diciptakan secara utuh oleh bank, sedangkan yang lain berpandangan bahwa kredit
tidak memiliki dasar kekayaan, namun merupakan gelembung yang tidak nyata dan
membesar dengan keberadaan yang berbahaya atau tidak sah. Pada dasarnya,
simpanan bank dapat dimengerti dengan mudah seperti halnya uang kertas, dan apa
yang dijelaskan dalam bagian tentang simpanan bank ini pada dasarnya juga
berlaku untuk uang kertas. Perbedaan utamanya terletak pada perbedaan formal,
di mana uang kertas dapat berpindah tangan secara langsung, sedangkan mata uang
simpanan hanya berpindah melalui instrumen khusus yang dikenal sebagai “cek”.
Pada dasarnya,
bank merupakan sebuah entitas bisnis yang beroperasi dengan tujuan memberikan
kenyamanan kepada para penyimpannya, meskipun kadang-kadang harus mengorbankan
kepentingan mereka sendiri. Namun, ketika bank mulai memberikan pinjaman kepada
pihak lain, mereka mengambil risiko yang mungkin tidak diinginkan oleh para
penyimpan uangnya. Dalam menghadapi situasi ini, biaya pengelolaan dan tanggung
jawab bank ditanggung oleh pihak ketiga, yaitu para pemegang saham, yang
bersedia menanggung risiko lebih besar untuk mendapatkan keuntungan. Para
pemegang saham ini, sebagai bentuk jaminan terhadap kerugian yang mungkin
dialami oleh para penyimpan yaitu dengan menyediakan sejumlah uang tunai mereka
sendiri. Secara prinsip, kontrak mereka adalah untuk mengganti kerugian yang
mungkin diderita oleh para penyimpan uang.
Selain itu, Fisher menyoroti bahwa aset harus cukup untuk memenuhi kewajiban. Hal ini berarti bahwa bank harus memiliki aset yang cukup untuk memenuhi semua kewajiban yang mereka miliki, termasuk pinjaman kepada kreditur dan deposito dari penabung. Dikatakan pula, bentuk aset harus sedemikian rupa sehingga dapat menjamin pemenuhan kewajiban dengan segera yang berarti bahwa aset harus dapat dijual atau ditukar dengan uang tunai dengan cepat dan mudah.
Bank harus mengikat
aset cepatnya dengan meminjamkan ke tempat yang sulit dijangkau untuk
memastikan bahwa mereka memiliki uang tunai yang cukup untuk memenuhi kewajiban
mereka. Namun, mereka juga harus berhati-hati untuk tidak mengikat terlalu
banyak aset sehingga malah mengikat dirinya sendiri. Bank juga harus
mempertahankan cadangan uang tunai yang cukup untuk mencegah kekurangan uang
tunai. Cadangan ini dapat diatur dengan menjual sekuritas secara bergantian
untuk mendapatkan uang tunai dan meminjamkan uang tunai untuk sekuritas. Rasio
cadangan terhadap simpanan bank harus diatur dengan hati-hati. Di mana rasio
ini menentukan seberapa banyak dari cadangan bank yang harus dipertahankan
sebagai cadangan uang tunai. Peraturan pemerintah, seperti rasio cadangan,
mempengaruhi bagaimana bank dapat mengatur cadangan mereka. Peraturan ini dapat
bervariasi tergantung pada lokasi dan jenis bank.
Mata uang deposito
adalah bentuk mata uang yang diperoleh dari deposito bank dan dapat dijadikan
dasar hak untuk melakukan penarikan. Selain itu, mata uang ini harus memiliki
dasar yang cukup untuk menjamin pemenuhan kewajiban dengan segera. Disisi lain,
perbandingan antara uang dan deposito bank harus diatur dengan hati-hati untuk
memastikan bahwa bank memiliki aset yang cukup untuk memenuhi kewajiban mereka.
4.
Gangguan persamaan
dan pembelian kekuasaan selama periode transisi
Bagian ini
membahas pengaruh perubahan kuantitas uang atau faktor lain dalam persamaan
pertukaran terhadap daya beli uang, kredit, suku bunga, dan krisis ekonomi.
Fisher menyoroti bahwa selama masa transisi, ketika jumlah uang tiba-tiba
meningkat dua kali lipat berdampak terhadap harga dan suku bunga. Namun,
dampaknya tidak bersifat langsung dan menyebabkan gangguan sementara pada
perekonomian. Gangguan-gangguan ini dapat mengakibatkan krisis dan depresi
ekonomi, yang sebagian besar disebabkan oleh perilaku suku bunga yang tidak
lazim pada masa transisi.
Fisher menjelaskan
bahwa ketika harga naik, dunia usaha mungkin mengalami peningkatan keuntungan,
sehingga mendorong mereka untuk meminjam lebih banyak dan memperluas operasi
mereka. Pinjaman ini menyebabkan peningkatan mata uang deposito (M'), yang
selanjutnya meningkatkan harga. Namun siklus ini hanya dapat berlanjut selama
tingkat suku bunga masih tertinggal dibandingkan dengan tingkat kenaikan harga.
Ketika tingkat suku bunga disesuaikan dengan harga yang lebih tinggi, maka siklus
ekspansi dan kontraksi pinjaman dan simpanan akan mulai melambat, yang mengarah
pada stabilisasi harga dan suku bunga. Sebaliknya, penurunan harga juga
berdampak terhadap perekonomian, penurunan harga dapat menyebabkan penurunan
perputaran uang dan kontraksi pinjaman dan simpanan. Kontraksi ini dapat
menyebabkan jatuhnya harga, yang pada gilirannya dapat menyebabkan penurunan
keuntungan dan kontraksi dalam pinjaman dan simpanan, sehingga menciptakan
siklus penurunan perekonomian.
Sehingga Fisher menekankan
pentingnya memahami dinamika jumlah uang beredar, suku bunga, dan siklus
ekonomi untuk mengelola dan memprediksi fluktuasi ekonomi. Hal ini menunjukkan
bahwa penyesuaian suku bunga terhadap perubahan tingkat harga sangat penting
untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mencegah krisis.
5.
Pengaruh tidak
langsung terhadap daya beli
Irving Fisher membahas
pengaruh tidak langsung terhadap daya beli, dengan fokusnya pada faktor-faktor
yang mempengaruhi tingkat harga seperti volume perdagangan, kecepatan peredaran
uang, serta jumlah uang dan simpanan. Menurutnya faktor-faktor ini secara tidak
langsung mempengaruhi tingkat harga sehingga mempengaruhi daya beli uang.
Faktor-faktor tersebut diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Pengaruh terhadap volume perdagangan
1)
Kondisi produsen
Perbedaan
geografis dalam sumber daya alam, pembagian kerja, pengetahuan teknik produksi,
dan akumulasi modal semuanya berkontribusi terhadap volume perdagangan.
Misalnya, daerah dengan sumber daya unik atau teknik produksi yang maju lebih
besar kemungkinannya untuk terlibat dalam perdagangan, sehingga mempengaruhi
tingkat harga.
2)
Kondisi konsumen
Keanekaragaman tingkat
keinginan manusia juga mempengaruhi perdagangan. Ketika keinginan berubah,
volume perdagangan pun ikut menyesuaikan, sehingga berpotensi menurunkan
tingkat harga.
3)
Kondisi yang
menghubungkan produsen dan konsumen
Fasilitas
transportasi, kebebasan relatif dalam berdagang, karakter sistem moneter dan
perbankan, serta kepercayaan bisnis semuanya berperan dalam menentukan volume
perdagangan. Peningkatan hambatan transportasi dan perdagangan, sistem moneter
yang efisien, dan kepercayaan bisnis yang tinggi dapat meningkatkan perdagangan
dan menurunkan harga.
b. Pengaruh terhadap kecepatan perputaran uang
1)
Kebiasaan individu
Penghematan,
penimbunan, kredit buku, dan penggunaan cek semuanya mempengaruhi kecepatan
peredaran. Kebiasaan berhemat cenderung menurunkan kecepatan perputaran uang,
sedangkan kebiasaan seperti menagih dan menggunakan cek dapat meningkatkan
kecepatan perputaran uang, sehingga hal ini dapat berpotensi menaikkan atau
menurunkan harga.
2)
Sistem pembayaran
di masyarakat
Frekuensi dan
keteraturan penerimaan dan pengeluaran, serta sinkronisasi kegiatan dapat
mempengaruhi kecepatan peredaran uang. Transaksi yang lebih sering dan teratur
dapat meningkatkan kecepatan peredaran uang, sehingga berpotensi menyebabkan
harga lebih tinggi.
3)
Penyebab umum
Kepadatan penduduk
dan kecepatan transportasi juga mempengaruhi kecepatan sirkulasi. Kepadatan
penduduk yang lebih tinggi dan transportasi yang lebih cepat dapat meningkatkan
kecepatan perputan uang, sehingga berkontribusi terhadap harga yang lebih
tinggi.
c. Pengaruh spesifik dari luar terhadap deposito
Perkembangan sistem perbankan dan kebiasaan masyarakat
dalam memanfaatkan sistem tersebut, serta kebiasaan dalam membebankan biaya,
merupakan faktor kunci yang mempengaruhi volume simpanan yang akan diperiksa.
Praktik-praktik ini dapat meningkatkan jumlah mata uang kredit, sehingga
berpotensi menaikkan harga.
Pada bab ini
Fisher menguraikan berbagai pengaruh tidak langsung terhadap daya beli, yang
menekankan pada faktor-faktor seperti volume perdagangan, kecepatan peredaran
uang, dan praktik perbankan dapat mempengaruhi tingkat harga, di mana tingkat
harga merupakan ukuran daya beli uang. Pengaruh-pengaruh tersebut menyoroti
kompleksitas dinamika perekonomian dan keterkaitan berbagai faktor ekonomi
dalam menentukan daya beli uang.
Selain itu, Fisher
juga telah mempertimbangkan faktor-faktor di luar variabel dalam persamaan
pertukaran yang memengaruhi volume perdagangan (Q), kecepatan sirkulasi uang
dan simpanan (V dan V'), serta jumlah simpanan (M'). Pengaruh-pengaruh ini di
klasifikasikan sebagai berikut:
a. Pengaruh yang
beroperasi melalui ekspor dan impor uang
Fisher menyoroti pentingnya perdagangan internasional
dalam mempengaruhi tingkat harga dan jumlah uang di berbagai negara.. Hal ini
menjelaskan bahwa dalam perekonomian global, tingkat harga di berbagai negara
saling berhubungan, dan jumlah uang di suatu negara dipengaruhi oleh tingkat
harga secara universal. Keterkaitan ini berarti bahwa ketika tingkat harga di
suatu negara berada di bawah harga negara-negara mitra dagangnya, maka negara
tersebut akan mengurangi impor, sehingga dapat meningkatkan jumlah uang di negara
tersebut. Sebaliknya, jika tingkat harga lebih tinggi, hal ini akan berdampak
pada meningkatnya impor sehingga menyebabkan arus keluar uang.
b.
Pengaruh yang
beroperasi melalui peleburan atau pencetakan uang
Pencairan atau
pencetakan uang dibahas sebagai pengaruh langsung terhadap kuantitas uang. Fisher
menjelaskan bahwa emas, sebagai bahan uang utama, memiliki dua kegunaan, yaitu sebagai
uang dan sebagai komoditas. Konversi antara uang emas dan emas batangan dipengaruhi
oleh harga pasar emas batangan, yang selanjutnya mempengaruhi nilai emas
sebagai uang. Proses ini memastikan bahwa kuantitas uang dan daya belinya
secara langsung bergantung pada kuantitas emas batangan. Dikatakn bahwa jumlah
uang berbanding lurus dengan jumlah emas batangan, karena keduanya saling
berhubungan melalui proses peleburan dan pencetakan.
c.
Pengaruh yang
beroperasi melalui produksi dan konsumsi uang logam
Produksi dan konsumsi
uang logam, seperti emas dapat mempengaruhi kuantitas uang. Di mana, dalam hal
ini produksi emas dipengaruhi oleh biaya produksi marjinalnya, yang ditentukan
oleh biaya penambangan emas terhadap nilai pasarnya. Demikian pula konsumsi
emas dipengaruhi oleh utilitas marjinalnya, yang dipengaruhi oleh harga relatif
emas dan barang lainnya. Keseimbangan antara produksi dan konsumsi dapat
menentukan jumlah emas yang beredar, yang selanjutnya mempengaruhi daya beli
uang.
d.
Pengaruh Sistem
Moneter dan Perbankan
Pengaruh sistem
moneter dan perbankan terhadap kuantitas uang dalam pembahasan terpisah, yang
menunjukkan bahwa sistem ini memainkan peran penting dalam menentukan kuantitas
uang dan daya belinya. Pengaruh sistem moneter terhadap daya beli, sebagaimana
dibahas dalam “The Purchasing Power of
Money” karya Irving Fisher, memiliki banyak aspek dan berakar kuat pada
prinsip-prinsip sejarah dan ekonomi. Pada bagian ini Fisher mengeksplorasi
konsep Hukum Gresham, yang menyatakan bahwa “uang buruk mengusir uang baik”,
yang berarti bahwa bentuk uang yang lebih murah atau kurang berharga pada
akhirnya akan menggantikan uang beredar yang lebih bernilai. Prinsip ini bukan
mengenai kondisi fisik uang, namun mengenai nilai relatifnya di pasar. Pilihan
uang yang akan digunakan dalam bertransaksi dipengaruhi oleh orang yang
memberikan uang tersebut, bukan orang yang menerimanya, itulah sebabnya uang
yang lebih murah cenderung menyingkirkan uang yang lebih bernilai.
Irving Fisher juga
mendalami konsep bimetalisme, di mana dua logam, biasanya emas dan perak,
digunakan sebagai standar moneter. Bimetalisme bertujuan untuk mempertahankan
daya beli uang yang stabil dengan membiarkan kedua logam beredar pada rasio
yang tetap. Namun, penerapan Hukum Gresham dapat mengganggu keseimbangan ini,
sehingga menyebabkan dominasi logam murah yang beredar. Sehingga bimetalisme
dapat bekerja dalam kondisi tertentu, seperti ketika rasio dua logam diatur
sedemikian rupa sehingga memungkinkan terjadinya sirkulasi bersamaan tanpa
salah satu logam mengusir yang lain. Adapun "standar pincang", yaitu
sistem moneter yang dihasilkan dari sistem bimetalik ketika uang logam ditutup logam
yang lebih murah tetapi mata uang yang telah dibuat hingga saat ini tidak bisa ditarik
kembali. Sistem ini dapat menyebabkan situasi di mana nilai logam yang lebih
murah dinilai terlalu tinggi dibandingkan dengan nilai emas batangannya,
sehingga mempengaruhi daya beli uang.
6.
Pengaruh kuantitas
uang dan faktor-faktor lainnya pada daya beli
Teori Kuantitas
Uang adalah konsep fundamental dalam ilmu ekonomi yang menjelaskan hubungan
antara jumlah uang beredar dan tingkat harga dalam suatu perekonomian. Fisher berpendapat
bahwa peningkatan jumlah uang beredar menyebabkan peningkatan tingkat harga,
dan sebaliknya. Teori ini sering diwakili oleh persamaan pertukaran, (MV = PT),
dimana (M) mewakili jumlah uang beredar, (V) adalah perputaran uang, (P) adalah
tingkat harga, dan (T) adalah volume transaksi dalam perekonomian
Teori Kuantitas
Uang didasarkan pada premis bahwa nilai uang ditentukan oleh jumlah uang yang
beredar. Hal ini menunjukkan bahwa ketika jumlah uang beredar meningkat,
permintaan barang dan jasa meningkat, sehingga menyebabkan harga lebih tinggi.
Sebaliknya, ketika jumlah uang beredar berkurang, permintaan barang dan jasa
menurun sehingga menyebabkan harga lebih rendah. Teori ini merupakan landasan
monetarisme, yaitu teori ekonomi yang menekankan peran kebijakan moneter dalam
mengendalikan inflasi dan menstabilkan perekonomian.
Teori ini juga
menyoroti pentingnya perputaran uang, yaitu tingkat pertukaran uang dari satu
transaksi ke transaksi lainnya. Kecepatan yang lebih tinggi berarti uang
digunakan lebih sering, sehingga dapat menyebabkan harga lebih tinggi.
Sebaliknya, kecepatan yang lebih rendah berarti uang menjadi tertahan, yang
dapat menyebabkan harga lebih rendah. Teori Kuantitas Uang tak terlepas dari
adanya kritik. Beberapa orang berpendapat bahwa hal ini terlalu menyederhanakan
hubungan kompleks antara jumlah uang beredar dan tingkat harga, serta mengabaikan
faktor-faktor lain seperti penawaran dan permintaan, ekspektasi, dan kebijakan
pemerintah. Namun, hal ini tetap menjadi konsep dasar dalam memahami dinamika
uang dan dampaknya terhadap perekonomian.
Singkatnya, Teori
Kuantitas Uang memberikan kerangka kerja untuk memahami bagaimana perubahan
jumlah uang beredar dapat mempengaruhi tingkat harga dan daya beli dalam suatu
perekonomian. Ini merupakan konsep kunci dalam monetarisme dan makroekonomi,
yang menawarkan wawasan tentang mekanisme kebijakan moneter yang dapat
mempengaruhi hasil perekonomian.
7.
Dispersi harga memerlukan
indeks daya beli
Dalam suatu
perekonomian indeks daya beli diperlukan untuk penyebaran harga. Hal ini
menjelaskan bahwa harga tidak bergerak secara serempak, dan penyebarannya
menyulitkan untuk mempelajari pergerakan harga secara umum tanpa menggunakan
metode praktis yang menunjukkan pergerakan umum. Metode ini disebut “angka
indeks” tingkat harga, yang menyederhanakan persamaan pertukaran dengan
mengubah ruas kanan, yang terdiri dari ribuan suku, menjadi satu suku
sederhana. Kebalikan dari angka indeks ini menunjukkan daya beli uang.
Adapun tiga alasan
utama pembatasan penyebaran harga, yaitu:
a.
Banyak harga yang
dibatasi oleh kontrak sebelumnya, larangan hukum, atau kebiasaan, sehingga
membuat harga menjadi kurang dapat disesuaikan.
b.
Beberapa harga
berkaitan erat dengan uang logam, artinya harga lebih sensitif terhadap
perubahan jumlah uang beredar.
c.
Setiap harga
individual mempunyai variasi khusus di bawah pengaruh penawaran dan permintaan
tertentu.
Terlepas dari
pembatasan tersebut, terdapat kompensasi dalam pergerakan harga. Jika beberapa
harga tidak menyesuaikan diri dengan perubahan jumlah uang beredar, maka harga
lainnya harus menyesuaikan untuk dapat mengkompensasinya. Kompensasi ini
memastikan bahwa tingkat harga keseluruhan mencerminkan perubahan jumlah uang
beredar.
Selain itu, adapun
pentingnya angka indeks untuk harga dan volume transaksi. Hal ini menunjukkan
bahwa tingkat harga (P) dan volume transaksi (T) perlu dirumuskan dengan lebih
tepat, terutama dengan P yang menjadi titik fokus dalam kajian ini. Persamaan
pertukaran tersebut kemudian disederhanakan menjadi (MV + M'V' = PT), dimana P
adalah angka indeks harga, dan T adalah volume perdagangan. Dapat disimpulkan
bahwasanya, penyebaran harga memerlukan penggunaan indeks daya beli untuk menyederhanakan
studi pergerakan harga dan digunakan secara akurat mencerminkan dampak
perubahan jumlah uang beredar terhadap perekonomian. Indeks ini memungkinkan
analisis tren ekonomi dan daya beli uang yang lebih praktis dan efisien.
8.
Angka indeks daya
beli terbaik
Irving Fisher
menyoroti konsep angka indeks dan pentingnya mengukur daya beli uang dari waktu
ke waktu. Fisher berpendapat bahwa angka indeks sangat penting untuk memahami
perubahan tingkat harga barang dan jasa yang pada akhirnya dapat mempengaruhi
daya beli uang. Ia menguraikan berbagai metode untuk menyusun angka indeks,
termasuk rata-rata sederhana, rata-rata tertimbang, dan penggunaan tahun dasar
sebagai perbandingan. Fisher menekankan kompleksitas dan keragaman angka
indeks, dengan menekankan asumsi bahwa meskipun terdapat kemungkinan bentuk
yang tidak terbatas, namun beberapa di antaranya pasti lebih praktis dan
berguna dibandingkan dengan yang lain untuk tujuan yang berbeda, seperti
mengukur modal, pendapatan, atau tingkat harga secara umum.
Fisher juga
membahas pentingnya memilih tahun dasar yang tepat untuk perbandingan dan
dampak perubahan tahun dasar terhadap interpretasi angka indeks. Ia menyarankan
bahwa tahun dasar terbaik sering kali adalah tahun sebelumnya, karena tahun ini
memberikan perbandingan paling relevan untuk tahun berjalan. Pendekatan ini
memungkinkan perbandingan tingkat harga yang lebih akurat dan bermakna dari
waktu ke waktu.
Fisher menyoroti,
bahwa dengan membahas pentingnya angka indeks dalam kontrak pinjaman, dengan
menekankan bahwa angka indeks yang ideal untuk kontrak tersebut harus luas dan
mencakup berbagai macam barang dan jasa. Ia menyarankan bahwa angka indeks
terbaik untuk pembayaran yang ditangguhkan adalah angka yang mencakup semua
barang dan jasa, dan diukur menurut nilainya pada harga dasar. Pendekatan ini
memastikan bahwa pembayaran kembali dilakukan dengan daya beli yang setara,
sehingga melindungi peminjam dan pemberi pinjaman terhadap fluktuasi nilai
uang. Sehingga penelitian Fisher mengenai angka-angka indeks memberikan
gambaran komprehensif mengenai pentingnya angka-angka tersebut dalam
perekonomian, khususnya dalam memahami daya beli uang dan dampak perubahan
harga terhadap aktivitas ekonomi.
Berdasarkan
poin-poin yang telah dijelaskan, karya Irving Fisher ini merupakan karya
penting yang telah memberikan kontribusi signifikan terhadap pemahaman kita
terhadap tentang daya beli uang, dinamika siklus ekonomi, dan perilaku uang
yang sesuai dengan teori ekonomi.
Saya setuju dengan pendapat Irving Fisher mengenai pentingnya memahami dan mengakui teori kuantitas uang dalam menjelaskan kekuatan beli uang. Fisher memberikan pemahaman yang jelas tentang bagaimana faktor-faktor seperti volume uang yang beredar, kecepatan peredaran uang, dan volume perdagangan berkontribusi terhadap tingkat harga dan daya beli uang. Konsep persamaan pertukaran yang diusulkan oleh Fisher memberikan landasan yang kuat untuk menganalisis hubungan ini secara matematis. Selain itu, Fisher juga menguraikan dampak sistem moneter dan perbankan terhadap kuantitas uang dan daya beli, serta mengidentifikasi gangguan yang mungkin terjadi selama masa transisi ekonomi. Dengan demikian, pemahaman terhadap teori kuantitas uang memberikan wawasan yang penting dalam merumuskan kebijakan ekonomi yang efektif.
BalasHapusPada dasarnya, isi essay yang disampaikan Anda memang benar. Buku Fisher pada dasarnya membangun dan memperluas teori lama tentang kuantitas uang. Meskipun ada beberapa koreksi terhadap pernyataannya, buku ini tetap memiliki fondasi yang kuat. Esai ini memberikan ringkasan spesifik mengenai konsep-konsep utama yang dibahas dalam karya Fisher, termasuk definisi kekayaan, uang, dan kepemilikan. Penjelasan Fisher terhadap konsep-konsep tersebut meletakkan dasar untuk memahami dinamika transaksi ekonomi, termasuk pentingnya peran uang sebagai alat tukar dan penyimpan nilai. Selain itu, esai ini juga membahas analisis Fisher mengenai daya beli uang dalam kaitannya dengan persamaan nilai tukar dan faktor-faktor penentunya. Penekanan Fisher pada faktor-faktor seperti volume uang yang beredar, perputaran uang, dan volume perdagangan menggarisbawahi kompleksitas dalam menentukan daya beli. Dengan mengartikulasikan persamaan pertukaran dan komponen-komponennya, Fisher menawarkan kerangka sistematis untuk mempelajari fenomena ekonomi.
BalasHapusDalam buku "The Purchasing Power of Money", Irving Fisher mengajukan teori kuantitas uang yang menyatakan bahwa daya beli uang dipengaruhi secara langsung oleh jumlah uang beredar, kecepatan peredarannya, dan volume perdagangan. Menurut Fisher, ketiga faktor ini yang menentukan tingkat harga dan dengan demikian mempengaruhi seberapa banyak barang yang dapat dibeli dengan uang tertentu. Selain itu, Fisher juga menjelaskan pengaruh tidak langsung dari faktor-faktor seperti simpanan bank dan fluktuasi suku bunga terhadap daya beli uang. Dengan menganalisis hubungan antara berbagai faktor tersebut, Fisher berupaya memahami dinamika daya beli uang dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Saya merasa setuju dengan pendapat Fisher ini, juga karena pendapat Fisher ini juga telah banyak dipakai sebagai panduan kebijakan moneter oleh bank sentral di berbagai negara. Ini menunjukkan relevansi dan manfaat praktis teorinya.
BalasHapusBuku ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang hubungan antara jumlah uang beredar, perputaran uang, volume perdagangan, dan tingkat harga, serta pengaruhnya terhadap perekonomian secara keseluruhan. Selain itu, Fisher juga menyoroti pengaruh "deposit currency" atau simpanan bank terhadap persamaan pertukaran dan daya beli uang. Selain itu, Fisher juga membahas gangguan pada persamaan pertukaran dan daya beli uang selama periode transisi, di mana perubahan tiba-tiba dalam jumlah uang beredar dapat menyebabkan gangguan dalam perekonomian. Fisher juga menyoroti pengaruh tidak langsung terhadap daya beli, seperti faktor-faktor yang mempengaruhi volume perdagangan dan kecepatan peredaran uang.
BalasHapusDalam buku yang berjudul "The Purchasing Power of Money" ini Irving Fisher menjelaskan ilmu ekonomi sebagai kajian tentang kekayaan, yang mengedepankan konsep kekayaan yang meliputi real estate, komoditas, dan manusia. Fisher menekankan atribut materialitas dan apropriasi dalam definisi kekayaan serta konsep nilai sebagai harga dikalikan kuantitas. Ia membagi pengaruh terhadap daya beli uang menjadi langsung dan tidak langsung, termasuk faktor-faktor seperti volume perdagangan, kecepatan perputaran uang, serta kebijakan moneter. Teori Kuantitas Uang, sebagai landasan monetarisme, dipandang Fisher sebagai kerangka kerja penting dalam memahami hubungan antara jumlah uang beredar, tingkat harga, dan daya beli dalam perekonomian. Selain itu, Fisher menyoroti pentingnya indeks daya beli dalam memahami dispersi harga dan pergerakan umum harga.
BalasHapusSaya setuju bahwa “The Purchasing Power of Money” oleh Irving Fisher adalah karya penting yang menjelaskan prinsip-prinsip yang menentukan kekuatan beli uang. Fisher dengan cermat menguraikan bagaimana faktor-faktor seperti volume uang yang beredar, kecepatan sirkulasi uang, dan volume perdagangan mempengaruhi tingkat harga. Pendekatannya dalam menganalisis kekuatan beli uang melalui persamaan pertukaran telah memberikan kontribusi signifikan pada pemahaman kita tentang ekonomi moneter. Buku ini memang mengulangi dan mengembangkan teori kuantitas uang yang lebih tua, tetapi dengan penyesuaian yang membuatnya relevan bahkan hingga hari ini.
BalasHapusperputaran yang lebih lambat berarti uang digunakan lebih sedikit, sehingga dapat menyebabkan harga lebih rendah. Oleh sebab itu, teori kuantitas uang menekankan pentingnya memahami hubungan antara jumlah uang beredar, perputaran uang, dan tingkat harga dalam mengelola kebijakan moneter dan mencegah inflasi atau deflasi yang berlebihan. Melalui "The Purchasing Power of Money", Irving Fisher memberikan kontribusi besar dalam memahami prinsip-prinsip yang menentukan kekuatan beli uang dan menerapkan teori kuantitas uang untuk mempelajari perubahan historis dalam kekuatan beli uang. Buku ini memberikan landasan yang kuat bagi studi ilmiah tentang ekonomi moneter dan membantu memperdalam pemahaman kita tentang bagaimana kebijakan moneter dapat mempengaruhi perekonomian secara keseluruhan. Meskipun telah berlalu lebih dari satu abad sejak publikasi aslinya pada tahun 1912, "The Purchasing Power of Money" tetap menjadi salah satu karya klasik yang relevan dalam ekonomi dan memberikan wawasan yang berharga bagi para ekonom dan pembuat kebijakan saat ini.
BalasHapusDari buka yang dituliskan diatas saya setuju bahwasanya dari tulisa ini memberikan pemahan mengenai sirkukasi uang. Dan dari penjelasan penulis ini yang menjelaskan sikukasi uang , uang yang beredar, perdagangan semua ini memberikan kita pemahaman tentang ekonomi moneter . Dan buku ini juga menjelaskan faktor faktor yang ada dalam kuantitas uang yang beredar sehingga kita lebih memahami kemana uang itu dipergunakan.
BalasHapusIrving Fisher dalam bukunya "The Purchasing Power of Money" membahas tentang penentuan nilai uang dan perubahan historisnya. Fisher menekankan lima faktor yang mempengaruhi kekuatan beli uang yaitu, volume uang yang beredar, kecepatan sirkulasi uang, volume deposit bank yang dapat diperiksa, kecepatan deposit bank dan volume perdagangan yang berhubungan dengan kekuatan beli uang yang dijelaskan secara pasti oleh "persamaan pertukaran". Buku ini juga membahas teori kuantitas uang yang menyatakan bahwa tingkat harga dapat dikatakan hanya bergantung pada tiga faktor yaitu, jumlah uang bererdar, kecepatan peredarannya, dan volume perdagangan. Teori ini menunjukkan bahwa harga bervariasi secara proporsional dengan jumlah uang yang beredar, namun kecepatan peredaran uang dan volume perdagangan tetap.
BalasHapusSesuai dengan apa yang dibicarakan oleh Irving Fisher bahwasanya pemahaman tentang teori kuantitas uang dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi daya beli uang sangat penting dalam merumuskan kebijakan moneter yang efektif. Pengaturan jumlah uang beredar, kecepatan perputaran uang, dan faktor-faktor lainnya dapat membantu mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas harga dalam perekonomian. Sehingga, teori ini memiliki implikasi yang luas dalam praktik ekonomi dan kebijakan moneter.
BalasHapus"The Purchasing Power of Money" oleh Irving Fisher menjelaskan prinsip-prinsip yang menentukan kekuatan beli uang. Kekayaan didefinisikan sebagai benda-benda material yang dimiliki oleh manusia, dengan atribut materialitas dan apropriasi. Teori Kuantitas Uang menjelaskan hubungan antara jumlah uang beredar, kecepatan peredaran uang, volume deposit bank yang dapat diperiksa, kecepatan deposit bank, dan volume perdagangan. Bank merupakan entitas bisnis yang beroperasi dengan tujuan memberikan kenyamanan kepada para penyimpannya, tetapi ketika bank mulai memberikan pinjaman kepada pihak lain, mereka mengambil risiko yang mungkin tidak diinginkan oleh para penyimpan uangnya. Bank harus memiliki aset yang cukup untuk memenuhi kewajiban mereka, termasuk pinjaman kepada kreditur dan deposito dari penabung. Selama masa transisi, ketika jumlah uang tiba-tiba meningkat dua kali lipat, akan mempengaruhi harga dan suku bunga, tetapi dampaknya tidak bersifat langsung dan menyebabkan gangguan sementara pada perekonomian.
BalasHapusDalam buku "The Purchasing Power of Money" karya Irving Fisher ini menjelaskan/membahas tentang daya beli uang dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dalam bab pertama Fisher menjelaskan apa saja definisi-definisi penting seperti kekayaan, nilai uang, daya beli uang, dan hubungannya dengan persamaan pertukaran. Kemudian Fisher juga membahs teori kuantitas uang yang menyatakan bahwa tingkat harga bergantung pada jumlah uang beredar, kecepatan peredarannya, dan volume perdagangan. Teori kuantitas uang menjadi landansan monetarisme yang menurut Fisher sebagai kerangka kerja penting dalam memahami hubungan antara jumlah uang beredar, tingkat harga dan daya beli dalam perekonomian.
BalasHapus