Resume Buku 3
RINGKASAN BUKU
“THE QUANTITY THEORY OF MONEY”
BY MILTON FRIEDMAN
1. Teori Formal
a) Jumlah
Uang Nomial Versus Nyata
Inti semua teori kuantitas
selanjutnya adalah tentang perbedaan jumlah uang nominal dengan jumlah uang
rill. Jumlah uang nominal adalah kuantitas yang dinyatakan dalam satuan apa pun
yang digunakan, seperti dollar, pounds, dan lain-lain. Sedangkan jumlah uang
rill adalah jumlah yang dinyatakan dalam volume barang dan jasa yang akan
dibeli dengan uang. Salah satu cara menghitung jumlah uang rill adalah dengan
membagi jumlah nominal uang dengan indeks harga. Selain itu, ada cara lain
untuk menghitung jumlah uang rill yakni dengan durasi waktu aliran barang dan
jasa yang dapat dibeli dengan uang tersebut. Bagi masyarakat secara
keseluruhan, jumlah uang rill dapat dinyatakan dalam jumlah agregat transaksi
masyarakat atau jumlah output bersih masyarakat, yang setara dengan saldo
uangnya. Berkebalikan dari ukuran jumlah uang rill adalah perputaran sirkulasi
untuk satu unit atau kelompok unit yang bersangkutan. Misalnya, rasio tahunan
transaksi masyarakat terhadap persediaan uangnya atau bisa disebut dengan
kecepatan transaksi peredaran uang, karena rasio tersebut menunjukkan berapa
kali persediaan uang harus di balik dalam setahun untuk menyelesaikan semua
transaksi. Dalam setiap kasus, jumlah uang rill dihitung berdasarkan
serangkaian harga yang berlaku pada tanggal perhitungan tersebut. Nah,
harga-harga ini menjadi jembatan antara jumlah uang nominal dan jumlah uang
rill.
b) Persamaan
Kuantitas
MV = PT, (1) atau MV + M ¢V¢ = PT. (2)
Persamaan kuantitas di atas
dirumuskan oleh Simon Newcomb (1885) dan dipopulerkan Irvin Fisher (1911).
Persamaan (1) dan (2) adalah agregat pembayaran selama interval tertentu,
dengan P adalah rata-rata harga yang
dipilih dan T sebagai agregat jumlah selama selang waktu tersebut, PT adalah
jumlah nilai nominal pembayaran selama selang waktu tersebut. Satuan P adalah
dolat per satuan kuantitas, satuan T adalah banyaknya satuan besaran per
periode waktu. Persamaan (2) berbeda dengan persamaan (1) dengan membagi
pembayaran ke dalam dua kategori: pembayaran yang dilakukan melalui transfer
mata uang (termasuk koin) dan pembayaran yang dilakukan melalui transfer
depsits. Pada persamaan (2) M adalah volume mata uang dan V adalah perputaran
uang, M’ adalah volume simpanan dan V’ adalah perputaran uang.
Baru-baru ini, akuntansi nasional
atau sosial telah menekankan transaksi pendapatan dibandingkan transaksi bruto.
Semenjak karya James Angel (1936), para ekonom moneter cenderung menyatakan
persamaan kuantitas dalam bentuk transaksi pendapatan daripada transaksi bruto.
Misal, Y adalah pendapatan nominal, P adalah indeks harga yang tersirat dalam
memperkirakan pendapatan nasional atas dasar harga konstan, N adalah jumlah
penduduk dalam suatu populasi, y adalah pendapatan nasional nasional per kapita
atas dasar harga konstan, dan y’=Ny adalah pendapatan nasional atas dasar harga
kontsan, sehingga persamaannya menjadi:
Y = PNy = Py ¢ (3)
Misalkan M
mewakili persediaan uang, dan V sebagai jumlah rata-rata per unit waktu dimana
persediaan uang digunakan dalam melakukan transaksi pendapatan (pendapatan
untuk jasa produktif akhit) daripada seluruh transaksi, persamaan kuantitas
dalam bentuk pendapatan menjadi:
MV
=
PNy =
Py ¢
(4)
Versi transaksi
dan pendapatan dari teori kuantitas melibatkan konsepsi yang sangat berbeda
tentang peran uang. Untuk versi transaksi yang terpenting tentang uang adalah
sebagai transfernya atau sebagai alat tukar, sedangkan versi pendapatan yang
penting dipegang atau berjaga-jaga. Perbedaan ini lebih jelas terlihat dari
persamaan kuantitas versi saldo kas Cambridge (Pigou, 1917). Persamaan
kuantitas versi saldo kas Cambridge, uang tidak hanya berfungsi sebagai alat
tukar melainkan sebagai tempat tinggal sementara atau tempat penyimpan nilai.
Diasumsikan jumlah uang yang ingin disimpan oleh masyarakat atau perusahaan
mempunyai hubungan dengan pendapatan, dengan asumsi bahwa pendapatan
memengaruhi volume pembelian potensial dimana individu atau perusahaan ingin
menyimpan saldo kas, sehingga persamaannya menjadi:
M = kPNy = kPy ¢ (5)
Dimana M, N, P,
y dan y’ didefinisikan dalam persamaan ke (4), dan k adalah rasio persediaan
uang terhadap pendapatan. Pendekatan transaksi mengarah pada penekanan pada
aspek mekanis dari proses pembayaran: praktik pembayaran, pengaturan keuangan,
dan ekonomi untuk memengaruhi transaksi, kecepatan komunikasi dan transportasi,
dan lain sebagainya. Sedangkan, pendekatan saldo kas mengarah pada penekanan
variabel-variabel yang memengaruhi kegunaan uang sebagai suatu aset: biaya dan
keuntungan dari memegang uang dibanding aset lainnya, ketidakpastian masa
depan, dan sebagainya.
c) Penyediaan
Uang
Faktor –faktor yang menentukan
jumlah uang beredar yang tersedia untuk disimpan bergantung pada sistem
moneter. Adapun faktor penentu kuantitas uang, yaitu:
1. Jumlah
uang berdaya tinggi
2. Rasio
simpanan bank terhadap kepemilikan uang berdaya tinggi di bank
3. Rasio
simpanan masyarakat terhadap kepemilikan mata uangnya
Faktor-faktor ini menentukan jumlah
uang nominal bukan jumlah rillnya. Jumlah uang rill ditentukan oleh interaksi
antara jumlah nominal yang ditawarkan dan jumlah rill kuantitas yang diminta.
d) Permintaan
Uang
Teori kuantitas versi saldo kas
menekankan peran uang sebagai aset yang menyarankan untuk memperlakukan
permintaan uang sebagai bagian dari teori modal atau kekayaan, yang berkaitan
dengan komposisi neraca atau portofolio aset. Penting untuk membedakan antara
pemegang kekayaan utama yang menganggap uang sebagai salah satu bentuk yang
dipilih untuk menyimpan kekayaan, dan perusahaan yang menganggap uang sebagai
barang produksi.
e) Rekonsiliasi
Permintaan dengan Penawaran
F
ungsi permintaan bagi masyarakat secara keseluruhan merupakan
penjumlahan dari fungsi permintaan untuk unit konsumen atau produsen secara
individual, dan fungsi permintaan yang terpisah ditentukan oleh selera dan
peluang dari unit-unit tersebut. Dalam kedua kasus tersebut, fungsi penawaran
bergantung pada kemungkinan produksi, pengaturan kelembagaan untuk mengatur
produksi, dan kondisi pasokan sumber daya. Dalam kedua kasus tersebut,
pergeseran penawaran atau permintaan menimbulkan perbedaan antara jumlah yang
diminta dan jumlah yang ditawarkan pada harga yang sudah ada.
f) Efek
Putaran Pertama
Tobin dan Mill menyatakan bahwa
cara peningkata jumlah uang memengaruhi hasil dalam beberapa ukuran atau
lainnya, jika satu kelompok individu menerima uang pada putaran pertama, maka
kemungkinan besar mereka akan menggunakannya untuk tujuan yang berbeda. Jika
uang yang baru dicetak dipakai untuk belanja pada putaran untuk membeli barang
atau jasa, maka uang tersebut secara langsung masuk dalam putaran pertama.
Padahal jika digunakan untuk membeli hutang atau sebagai buffer stock, tidak
mempunyai pengaruh langsung terhadap pada permintaan barang atau jasa. Seberapa
penting dampak putaran pertama daripada dampak akhir tergantung seberapa
berbeda reaksi para penerima uang tunai melalui jalur alternatif, seberapa
besar permintaan uang, dan lain sebagainya. Mungkin efek putaran pertama begitu
kuat sehingga mendominasi efek selanjutnya, namun hal ini sangat sementara atau
tidak pasti.
g) Mekanisme
Transmisi Intenasional
Teori kuantitas memang berhubungan
erat dengan mekanisme penyesuaian dalam perdagangan internasional. Standar
komoditas, dimana uang menjadi satuan mata uang atau setaranya dan diambil
menjadi norma. Berdasarkan standar tersebut, jumlah uang beredar di suatu
negara ditentukan oleh hubungan antara negara tersebut dengan negara lain yang
menggunakan komoditas yang sama dengan uang. Menurut mekanisme aliran spesies
yang dikembangkan oleh Hume dan diuraikan oleh Henry Thornton, David Ricardo
dan penerus mereka, cenderung memiliki persediaan uang yang "terlalu"
tinggi di negara A membuat harga di A relatif tinggi dibandingkan harga di
negara lain yang mana hal ini mendorong impor dan menghambat ekspor. Defisit
neraca perdagangan yang diakibatkannya oleh biaya pengiriman, yang mengurangi
jumlah uang di negara A dan meningkatkannya di negara lain dunia. Perubahan
jumlah uang ini cenderung menurunkan harga di negara A dan menaikkannya di
seluruh dunia, serta memperbaiki ketidakseimbangan yang ada. Proses berlanjut
hingga harga tingkat di semua negara berada pada tingkat di mana neraca pembayaran
berada dalam keseimbangan.
Mekanisme aliran spesies secara
implisit mengasumsikan bahwa harga-harga hanya mengalami penyesuaian sebagai respons
terhadap perubahan kuantitas uang yang dihasilkan oleh aliran mata uang. Namun,
jika pasar efisien dan biaya transpor diabaikan, maka hanya ada satu harga yang
dinyatakan dalam mata uang umum untuk barang-barang yang diperdagangkan secara
internasional. Aliran spesies masih merupakan mekanisme penyesuaian, namun
aliran ini dihasilkan oleh perbedaan antara permintaan output secara nominal
dan penawaran output pada harga dunia, bukan perbedaan harga.
2.
Tantangan Keynesian terhadap Teori
Kuantitas
Keynes
menganggap bahwa preferensi likuiditas absolut sebagai sebua kasus pembatan
yang mungkin menjadi penting di masa depan. Namun, ia memperlakukan kecepatan
seolah-olah dalam praktiknya perilakunya sering kali mendekati perilaku yang
berlaku dalam kasus terbatas ini. Penganut Keynesian menganggap perubahan
jumlah uang berdampak pada suku bunga, artinya sebagai suku bunga pasar atas
kelompok kewajiban keuangan yang cukup sempit, mereka menganggap belanja hanya
terkena dampak tidak langsung karena perubahan tingkat suku bunga yang mengubah
profitabilitas dan jumlah belanja investasi. Oleh karenanya, yang ditekankan
adalah elastisitas suku bunga dari permintaan uang dan pengeluaran investasi.
sebaliknya, para ahli teori kuantitas menekankan bahwa dampak belanja yang
lebih luas dan lebih langsung. Kedua
pendekatan ini dapat diselaraskan pada tingkat formal. Para ahli teori
kuantitas menggambarkan mekanisme transmisi sebagai oprasi melalui nerasa dan
perubahan suku bunga. Perbedaan antara penganut teori kuantitas dan penganut
Keynesian bukan terletak pada sifat prosesnya dibandingkan pada kisaran aset
yang dipertimbangkan. Penganut Keynesian cenderung berkonsentrasi pada
aset-aset yang dapat dipasarkan dan tingkat suku bunga yang tercatat dalam
kisaran sempit. Sedangkan, para penganut teori kuantitas bersikeras bahwa
rentang aset dan suku bunga yang lebih luas harus diperhitungkan. Selain itu,
penganut Keynesian cenderung menekankan pada dampak perubahan jangka pendek
daripada dampak perubahan jangka panjang.
3.
Kurva Philips dan Hipotesis Laju Alami
Kurva
Philips diterima secara luas oleh para penganut Keynesian karena membantu
mengisi kesenjangan dalam sistem yang diciptakan oleh asumsi upah yang kaku.
Asumsi Keynesian adalah bawa harga dan upah dapat ditentukan secara institusional
memudahkan mereka untuk menerima hubungan antara tingkat perubahan upah dan
pengangguran. Kualitas tenaga kerja yang diminta merupakan fungsi dari upah
rill bukan upah nominal. Tingkat pengangguran yang lebih tinggi akan memberikan
tekanan pada tingkat upah rill, begitupun sebaliknya. Tingkat pengangguran yang
konsisten dengan struktur keseimbangan tingkat keseimbangan tingkat upah rill
disebut sebagai “tingkat pengangguran alami. Tingkat upah nominal yang sesuai
dengan tingkat upah riil pada tingkat tertentu bergantung pada tingkat harga.
Naik atau turunnya tingkat upah nominal bergantung pada apakah harga naik atau
turun. Jika upah dan harga berubah pada tingkat yang sama, maka tingkat upah
riil tetap sama. Oleh karena itu, dalam jangka panjang, tidak perlu ada
hubungan antara tingkat perubahan upah nominal dan tingkat perubahan upah
riil dan juga antara tingkat perubahan
upah nominal dan tingkat pengangguran. Oleh karena itu, dalam jangka panjang,
kurva Phillips akan cenderung vertikal sesuai dengan tingkat pengangguran alami
yang kemudian disebut Hipotesis Tingkat Alamiah.
Dalam
jangka pendek, kenaikan inflasi yang tidak dapat diantisipasi akan mengurangi
upah rill, sehingga mendorong upah nominal yang lebih tinggi yang mana hal ini
dianggap oleh pekerja sebagai upah rill yang lebih tinggi, padahal hal ini
keliru. Kesenjangan inilah secara bersamaan memberikan dampak pada pemberi
kerja untuk memberikan lebih banyak lowongan kerja dan pekerja menerima lebih
banyak lapangan kerja, sehingga pengangguran akan pengangguran. Namun, jika
tingkat inflasi yang tinggi terus berlanjut, antisipasi para pekerja dan
pengusaha akan menyatu dan menurunkan angka pengangguran. Oleh karena itu,
kurva Philips miring secara negatif yang mana hal ini merupakan fenomena jangka
pendek.
4.
Teori Ekspektasi Rasional
Teori
ekspektasi rasional tidak memberikan pengetahuan khusus mengani analisi keadaan
stasioner atau keseimbangan jangka panjang. Pada tahun 1961 John F.Muth
memberikan kontribusinya tentang dinamika perubahan janga pendek dan
implikasinya terhadap kebijakan stabilisasi. Teori ekspektasi rasional
menegaskan bahwa pelaku ekonomi harus diperlakukan seolah-olah antisipasi
sepenuhnya mencakup infomasi yang tersedia saat ini tentang keadaan dunia dan
teori yang benar tentang keterkaitan antar variabel. Bentuk antisipasinya
berupa cara yang rata-rata cenderung benar. Hipotesis ekspektasi rasional
mempunyai implikasi yang luas dan banyak mendapat perhatian yakni hipotesis
netralitas mengenai kebijakan stabilisasi.
5. Bukti Empiris
a. Baik
dalam jangka panjang maupun jangka pendek, meskiput tidak tepat terdapat
hubungan yang konsisten antara tingkat pertumbuhan jumlah uang dan tingkat
pertumbuhan pendapatan nominal. Jika jumlah uang bertambah dengan pesat, maka
pendapatan nominal juga akan meningkat, dan sebaliknya. Hubungan ini lebih erat
dalam jangka panjang dibandingkan dalam jangka pendek.
b. Dalam
jangka panjang fungsi permintaan uang riil melibatkan sejumlah kecil variabel,
yang sangat stabil dan sangat mirip di berbagai negara. Elastisitas fungsi ini
terhadap pendapatan riil hampir sama, kadang-kadang lebih rendah, umumnya lebih
tinggi, terutama di negara-negara yang sedang berkembang pesat dan cakupan
ekonomi uangnya semakin luas. Elastisitas terhadap suku bunga, seperti yang
diharapkan, negatif tetapi nilai absolutnya relatif rendah. Kuantitas riil yang
diminta tidak dipengaruhi oleh tingkat harga.
c. Dalam
jangka pendek terdapat hubungan antara pertumbuhan uang dan pendapatan nominal
sering kali tidak terlihat, sebagian karena hubungan tersebut kurang erat. Namun,
sebagian besar karena perubahan pertumbuhan moneter yang memerlukan waktu untuk
mempengaruhi pendapatan dan seberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
bervariasi. Pertumbuhan pendapatan saat ini tidak berhubungan erat dengan
pertumbuhan moneter saat ini; itu tergantung pada apa yang terjadi pada uang di
masa lalu. Apa yang terjadi pada uang saat ini mempengaruhi apa yang akan
terjadi pada pendapatan di masa depan.
d. Dan
lain-sebagainya.
6. Implikasi Kebijakan
Secara umum, implikasi teori kuantitas uang terhadap kebijakan ekonomi sangat jelas. Penerimaan terhadap kuantitas berarti bahwa kuantitas uang merupakan variabel kunci dalam menentukan kebijakan untuk mengendalikan tingkat harga atau pendapatan nominal. Inflasi dapat dicegah jika jumlah uang per unit output dapat dicegah agar tidak meningkat secara signifikan. Sedangkan deflasi dapat dicegah jika jumlah uang per unit output dapat dijaga agar tidak mengalami penurunan yang signifikan.
Friedman, M. (1989).
Quantity theory of money. In Money (pp. 1-40). London:
Palgrave Macmillan UK.
Konsep dasar yang dipaparkan dalam essai cukup baik menurut saya. Karena benar-benar memberikan gambaran terkait perbedaan antara kuantitas uang nominal dan juga riil serta hubungannya dengan aliran uang dan juga pertukaran barang. Selain itu terkait dengan penyediaan uang dan juga permintaan uang bisa diserap dengan baik terkait informasinya, adapun penjelasn terkait mekanisme transmisi internasional memberikan insight akan bagaimana kebijakan moneter bisa memengaruhi perekonomian global. Selain itu tantangan terhadap Keynesian mengenai teori kuantitas uang juga turut dibahas, terkait akan pandangan klasik dan juga Kyenes memberikan penglihatan dari dua sisi yang berbeda. Selain itu kurva philips dan juga hipotesis laju alami bisa menambahkan komplesitas antara hubungan dari pengangguran, inflasi, dengan kebijakan moneter.
BalasHapusDalam essay Anda ini memaparkan mengenai teori kuantitas uang dengan baik. Teori kuantitas uang mengidentifikasi hubungan antara jumlah uang dalam peredaran dan tingkat harga, dengan menggambarkan fungsi permintaan dan penawaran uang serta mekanisme transmisi internasional. Tantangan dalam Teori Kuantitas utamanya dari pendekatan Keynesian, mempertanyakan asumsi-asumsi dasar mengenai fleksibilitas harga dan upah dalam jangka panjang. Kurva Phillips dan hipotesis laju alami menjelaskan hubungan antara tingkat pengangguran, tingkat inflasi, dan upah riil dalam jangka pendek dan jangka panjang. Selanjutnya juga menjelaskan mengenai teori ekspektasi rasional menekankan pentingnya asumsi perilaku rasional dalam meramalkan kebijakan dan dampaknya terhadap kebijakan stabilisasi. Terdapat juga bukti empiris yang mendukung hubungan antara pertumbuhan jumlah uang dan pendapatan nominal dalam jangka panjang, sementara dalam jangka pendek hubungannya kurang konsisten.
BalasHapusPada pembahasan atau tulisan anda kali ini sudah sangat kompleks dan lengkap untuk sebuah resume dari buku. Mungkin menurut saya harus ditambahkan beberapa gambar sebagai penjelas yang lebih dalam lagi, karena ada beberapa bagian yang mungkin akan sulit dipahami oleh khalayak umum
BalasHapusDalam artikel Anda ini memaparkan mengenai teori kuantitas uang dengan baik. Teori kuantitas uang mengidentifikasi hubungan antara jumlah uang dalam peredaran dan tingkat harga, dengan menggambarkan fungsi permintaan dan penawaran uang serta mekanisme transmisi dalam lingkup internasional. Permintaan uang dijelaskan sebagai bagian dari teori modal, tergantung pada total kekayaan, pembagian kekayaan, tingkat pengembalian, dan variabel lainnya.
BalasHapusRingkasan buku "The Quantity Theory of Money" oleh Milton Friedman yang Anda sampaikan menyoroti perbedaan antara jumlah uang nominal dan rill serta pentingnya persamaan kuantitas dalam teori moneter. Anda menjelaskan bagaimana jumlah uang rill diukur dan bagaimana kecepatan peredaran uang mempengaruhi ekonomi. Persamaan kuantitas, baik dalam bentuk transaksi maupun pendapatan, menggambarkan hubungan antara jumlah uang yang beredar dengan tingkat harga dan output ekonomi. Versi transaksi menekankan uang sebagai alat tukar, sedangkan versi pendapatan menyoroti pentingnya uang sebagai penyimpan nilai. Ringkasan ini memberikan wawasan tentang bagaimana Friedman memandang uang dan perannya dalam ekonomi, serta bagaimana teori kuantitas dapat digunakan untuk memahami dinamika ekonomi makro.
BalasHapusKesimpulan dari resume penulis adalah, teori kuantitas Milton Friedman menjelaskan mengenai perbedaan antara jumlah uang nominal dan rill, dan pentingnya harga dalam menghitung jumlah uang rill. Ditekankan juga bahwa tingkat upah nominal dengan tingkat harga untuk mendapatkan tingkat upah rill yang akurat. Resume tersebut juga membahas tentang faktor yang menentukan jumlah uang beredar yang tersedia untuk disimpan, seperti jumlah uang berdaya tinggi, rasio simpanan bank, dan rasio simpanan masyarakat.
BalasHapusTeori kuantitas uang yang dikembangkan oleh Milton Friedman, memberikan kerangka kerja yang kompherensif untuk memahami hubungan antara jumlah uang dalam ekonomi, tingkat harga, dan output. Teori ini mengidentifikasi perbedaan antara jumlah nominal dan riil uang, serta menjelaskan bagaimana perubahan dalam jumlah uang dapat mempengaruhi harga dan pendapatan dalam perekonomian. Dalam teori kuantitas uang, terdapat beberapa pembahasan yaitu persamaan kuantitas, penawaran uang, permintaan uang, dan mekanisme transmisi internasional. Persamaan kuantitas menghubungkan Persamaan kuantitas menghubungkan aliran pembayaran uang dengan aliran pertukaran barang atau jasa, sementara penawaran uang bergantung pada faktor-faktor seperti jumlah uang beredar, rasio deposito, dan rasio deposit masyarakat. Di sisi lain, permintaan uang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti total kekayaan, tingkat pengembalian yang diharapkan, dan stabilitas ekonomi yang diantisipasi. Rekonsiliasi antara penawaran dan permintaan uang menunjukkan bagaimana perubahan dalam variabel yang mendasari dapat menghasilkan perubahan dalam penawaran uang dan mengganggu keseimbangan yang ada. Sementara itu, efek putaran pertama mengacu pada respons awal terhadap perubahan dalam jumlah uang, dengan pertimbangan tentang bagaimana uang baru digunakan oleh individu dan bagaimana hal itu memengaruhi permintaan agregat dalam perekonomian.
BalasHapusKesimpulannya, teori kuantitas uang menekankan pentingnya keterkaitan antara jumlah uang dalam sistem ekonomi dengan tingkat harga dan pendapatan nominal. Untuk mencegah inflasi, perlu menjaga agar jumlah uang per unit output tidak meningkat secara signifikan, sedangkan untuk mencegah deflasi, perlu memastikan bahwa jumlah uang per unit output tidak mengalami penurunan yang signifikan. Dengan demikian, kebijakan ekonomi harus memperhatikan pengelolaan jumlah uang dalam sistem untuk menjaga stabilitas harga dan pendapatan.
BalasHapusDari penjelasan yang anda berikan diatas menunjukkan bahwa Teori kuantitas uang oleh Milton Friedman merupakan salah satu teori yang sangat signifikan dalam ekonomi moneter. Menyoroti perbedaan antara jumlah nominal dan riil uang, Friedman menekankan bahwa perubahan dalam jumlah uang dapat memiliki dampak yang substansial pada perekonomian. Dia berpendapat bahwa individu cenderung ingin mempertahankan tingkat saldo uang riil yang memadai, dan inilah yang memengaruhi total pengeluaran, harga, dan output. Persamaan kuantitas merupakan alat utama dalam teori ini, yang menghubungkan aliran pembayaran uang dengan pertukaran barang atau jasa. Selain itu, teori kuantitas juga menyoroti faktor-faktor yang menentukan pasokan uang, yang mencakup kebijakan moneter dan variabel lainnya. Permintaan uang diperjelas sebagai bagian dari teori modal, yang bergantung pada faktor-faktor seperti total kekayaan individu, distribusi kekayaan, tingkat pengembalian, dan variabel lainnya. Dalam konteks ini, rekonsiliasi antara permintaan dan penawaran uang menjadi penting, meskipun mekanisme transmisi masih menjadi subjek penelitian yang terus berlanjut. Selain itu, teori kuantitas juga mengungkapkan efek putaran pertama dari peningkatan jumlah uang, serta mengeksplorasi hubungan internasional antara uang, harga, dan perdagangan. Perubahan nilai tukar juga dipertimbangkan sebagai faktor yang dapat memengaruhi dinamika ekonomi. Jadi secara keseluruhan, teori kuantitas uang oleh Milton Friedman memberikan landasan yang kuat untuk memahami peran uang dalam perekonomian, serta menggambarkan bagaimana interaksi antara jumlah uang, permintaan, penawaran, dan faktor-faktor eksternal mempengaruhi kondisi ekonomi secara keseluruhan.
BalasHapusDari hasil ringkasan tersebut tentang Buku "The Quantity Theory of Money" oleh Milton Friedman Saya lebih mudah memahami prinsip penentuan nilai uang dan hubungannya dengan kredit, suku bunga, dan krisis. Friedman mengembangkan konsep modern tentang hubungan antara perubahan pasokan uang dan perubahan tingkat harga umum. Kesimpulan dari buku ini adalah bahwa nilai uang memiliki dampak signifikan pada ekonomi dan stabilitas moneter, dan peran kebijakan moneter sangat penting dalam mengatur nilai uang dan mengatasi krisis ekonomi.
BalasHapus